Mereka menggunakan keisengan sebagai cara untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka, menguji batasan, dan mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja. Misalnya, anak yang suka membongkar mainannya mungkin sedang belajar tentang mekanisme dan prinsip kerja benda tersebut. Atau, anak yang suka "jahil" menyembunyikan barang bisa jadi sedang mengasah kemampuan memecahkan masalah dan berpikir strategis.
Lebih lanjut, keisengan juga dapat memicu perkembangan kecerdasan itu sendiri. Melalui kegiatan "iseng" mereka, anak-anak belajar, bereksperimen, dan mengembangkan kemampuan berpikir mereka. Mereka belajar tentang sebab-akibat, mencoba berbagai solusi untuk masalah, dan mengembangkan kreativitas mereka.Â
Anak yang suka mencoret-coret tembok, misalnya, mungkin sedang mengembangkan bakat seninya. Atau, anak yang suka bertanya "kenapa" tentang segala hal menunjukkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir kritis yang tinggi.Â
Oleh karena itu, penting bagi orang dewasa untuk tidak langsung menghakimi atau memarahi anak yang iseng. Sebaliknya, cobalah untuk memahami apa yang ada di balik keisengan mereka dan mengarahkannya ke kegiatan yang lebih positif dan bermanfaat.
Strategi Mengantisipasi dan Mengembangkan Potensi Keponakan "Agak Lain"
1. Memahami Keunikan Keponakan "Agak Lain"
Setiap anak dilahirkan dengan keunikan dan karakteristiknya masing-masing. Keponakan "agak lain" mungkin memiliki cara berpikir, bertindak, dan berinteraksi yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Penting bagi kita untuk memahami keunikan mereka dan tidak mencoba untuk memaksa mereka untuk menyesuaikan diri dengan standar yang mungkin tidak sesuai dengan mereka.
2. Mengenali Potensi Tersembunyi
Di balik keisengan dan tingkah lakunya yang "agak lain", keponakan kita mungkin memiliki potensi tersembunyi yang belum kita sadari. Mereka mungkin sangat kreatif, memiliki imajinasi yang luar biasa, atau memiliki bakat khusus di bidang tertentu. Tugas kita sebagai orang dewasa adalah untuk mengenali potensi ini dan memberikan dukungan serta bimbingan yang tepat agar mereka dapat berkembang secara optimal.
3. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Perkembangan
Lingkungan yang positif dan suportif memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan potensi anak. Ciptakan suasana di mana mereka merasa aman untuk bereksplorasi, mencoba hal-hal baru, dan bahkan melakukan kesalahan. Kegagalan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan bagian dari proses pembelajaran dan pertumbuhan. Ajarkan mereka untuk berani mengambil risiko dan belajar dari setiap pengalaman.