Mohon tunggu...
Julius Deliawan A.P
Julius Deliawan A.P Mohon Tunggu... https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Julius Deliawan A.P adalah seorang guru dan penulis reflektif tentang pendidikan, sejarah, kemanusiaan, sosial dan politik (campur-campurlah). Lewat tulisan, mencoba menghubungkan pengalaman di kelas dengan isu besar yang sedang terjadi. Mengajak pembaca bukan hanya berpikir, tetapi juga bertindak demi perubahan yang lebih humanis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gerakan Tanpa Pemimpin : Evolusi Baru Aktivisme Gen Z

19 September 2025   07:10 Diperbarui: 18 September 2025   23:24 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada suatu malam, puluhan anak muda dari Jakarta, Makassar, Yogyakarta, dan Manila masuk ke sebuah ruang Discord yang sama. Tidak ada panggilan resmi, tidak ada pembuka rapat. Seorang peserta hanya menaruh tautan Google Docs, berisi draf aksi iklim: siapa yang membuat poster, siapa yang menulis pernyataan, siapa yang mengelola akun media sosial. Dalam dua jam, seluruh daftar tugas sudah terisi sukarela. Tak ada yang ditunjuk sebagai ketua. Keesokan harinya, ketika media menanyakan siapa juru bicara mereka, jawabannya serempak: "Kami tidak punya perwakilan. Kami kolektif."

Bagi banyak pengamat, pemandangan seperti ini membingungkan---seolah sebuah gerakan besar berjalan tanpa pemimpin. Tapi bagi Gen Z, ini justru cara yang paling masuk akal: mereka menyebutnya liquidity of leadership---kepemimpinan yang cair, tanpa wajah tunggal yang bisa diangkat atau dijatuhkan.

Menolak Logika Pemimpin Tunggal

Selama puluhan tahun, publik terbiasa memandang gerakan sosial sebagai cerminan satu figur karismatik. Media pun membentuk logika yang sama: untuk layak diberitakan, sebuah gerakan harus punya "wajah". Tokoh memberi narasi, memberi kutipan, memberi simbol.

Tapi Gen Z tumbuh di tengah internet, tempat tokoh tunggal justru sering menjadi titik lemah. Satu orang bisa dijatuhkan dengan skandal, diserang secara digital, atau bahkan "dibeli" untuk melemahkan seluruh gerakan. Karena itu, mereka memilih cara lain: menciptakan gerakan yang tidak bergantung pada satu figur siapa pun. Gerakan ini bisa kehilangan satu anggota, tapi tidak kehilangan arah.

Apa Itu Liquidity of Leadership

Kepemimpinan cair bukan berarti tanpa arah. Justru, arah dibentuk bersama secara horizontal, tanpa hirarki permanen. Tidak ada ketua, tidak ada sekretaris jenderal. Tugas dibagi berdasarkan minat dan kemampuan, bukan posisi. Keputusan diambil cepat lewat musyawarah daring, polling, atau diskusi terbuka. Semua publikasi dilakukan atas nama kolektif, bukan individu.

Dalam sistem ini, yang menjadi pusat bukanlah "siapa yang memimpin", tetapi "apa yang sedang diperjuangkan". Ini menandai pergeseran radikal dari logika organisasi konvensional yang berpusat pada jabatan.

Cara Mereka Bekerja: Agenda Mengalahkan Ego

Koordinasi mereka sepenuhnya digital: Discord untuk rapat, Trello untuk membagi tugas, Notion untuk dokumentasi, Telegram untuk koordinasi harian. Prosesnya spontan tapi efektif. Seseorang melempar ide, yang lain menambahkan, lalu mereka voting cepat lewat emoji. Tugas diambil sukarela, hasil dipublikasikan bersama. Semua langkah tercatat terbuka sehingga siapa pun bisa mengambil alih bila ada yang mundur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun