Desa Suka -- Bullying atau perundungan masih menjadi salah satu masalah serius yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Bentuknya beragam, mulai dari ejekan, dorongan fisik, hingga pengucilan. Dampaknya pun tidak ringan, bisa menyebabkan anak merasa tertekan, tidak percaya diri, bahkan trauma. Melihat fenomena tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) berinisiatif menggelar seminar bertema "Stop Bullying, Jadilah Teman yang Baik" di SD Negeri 045957 pada Selasa (23/08/2025).
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari pihak sekolah dan para siswa. Bertempat di aula SDN 045957, seminar diikuti oleh lebih dari 80 siswa kelas IV, V, dan VI. Para mahasiswa KKN memandu acara dengan suasana penuh semangat agar anak-anak tidak hanya sekadar mendengar, tetapi juga memahami pesan yang disampaikan.
Edukasi Sejak Dini
Dalam penyampaian materinya, mahasiswa KKN menjelaskan apa itu bullying, bentuk-bentuknya, serta contoh nyata yang sering ditemui di kehidupan sehari-hari. Misalnya, mengejek teman karena fisiknya, mendorong dengan sengaja, mengambil barang tanpa izin, hingga tidak mau berteman dengan seseorang karena alasan tertentu. Semua contoh itu diperlihatkan melalui tayangan visual sederhana yang mudah dipahami siswa.
Tidak hanya itu, mahasiswa KKN juga menekankan dampak negatif dari bullying. Korban bisa merasa takut datang ke sekolah, malas belajar, bahkan kehilangan semangat untuk bergaul. Pesan ini disampaikan agar siswa memahami bahwa bullying bukanlah hal sepele, melainkan tindakan yang dapat merugikan banyak pihak.
Interaktif dan Menyenangkan
Untuk membuat suasana seminar tidak membosankan, mahasiswa KKN menyisipkan berbagai kegiatan interaktif. Ada permainan edukatif yang mengajarkan tentang kerja sama dan empati, serta sesi tanya jawab berhadiah untuk memotivasi siswa lebih aktif. Saat sesi ini berlangsung, banyak siswa dengan antusias menceritakan pengalaman mereka, baik sebagai saksi maupun korban perundungan.
Salah seorang siswa kelas V mengaku pernah diejek karena bentuk tubuhnya. Ia merasa sedih dan tidak berani membalas. Mendengar cerita tersebut, mahasiswa KKN langsung memberikan apresiasi karena berani berbagi pengalaman, sekaligus memberikan penjelasan bahwa ia tidak sendiri dan harus segera melapor kepada guru jika hal itu terulang.