Yah, lumayan sih ada yang laku terjual ada yang tidak tapi setidaknya menambah pengalaman saja untuk bisa tahu caranya berjualan secara online itu harus seperti apa, hehehe.Â
Belum lagi kalau berjualan offline itu harus memiliki lapak. Permasalahannya tidak semua orang bisa sewa lapak, baik itu di pasar atau di ruko.Â
Mau nyerobot pinggir jalan untuk jualan juga harus mikir-mikir dulu, walau banyak yang menggunakan cara seperti itu, tapi tergantung barang yang dijual dan tingkat keberanian juga. selain itu tidak bisa sembarangan serobot pinggir jalan juga, harus banyak berurusan dengan mafia-mafia mungkin wkwkwkkwkwkw.
Sistem pendidikan sekarang juga semakin maju yang memungkinkan penggunaan teknologi semakin meluas. Saat di bangku sekolah, siswa sudah diajarkan untuk menggunakan berbagai gadget untuk belajar mereka, maka mereka juga akan menggunakan gadget untuk berbagai keperluan lain, salah satunya untuk mencoba berjualan barang yang mereka miliki.Â
Di status media sosial saya terutama WhatsApp, banyak sekali orang berjualan produk dan sah sah saja karena itu bagian dari cara promosi sih.
Nah, dari berbagai analisis di atas, maka perubahan sosial tidak bisa dicegah, yang bisa dilakukan para pedagang Tanah Abang adalah beradaptasi dengan perubahan zaman.Â
Perubahan itu menuntut mereka selain memiliki lapak di pasar juga harus mempromosikan produk-produk mereka di media sosial maupun di berbagai toko shop online.Â
Saya masih ingat seorang murid saya selain orangtuanya memiliki toko pakaian di pasar, dia juga sering live di TikTok untuk jualan produk pakaian kaos yang dimiliki serta memiliki toko di Tokopedia dan Shopee.Â
Nah, pedagang-pedagang konvensional lain harusnya juga melakukan hal yang sama. bukankah tekanan untuk mempertahankan hidup harusnya mampu memaksa mereka beradaptasi dengan hal-hal baru ini? Bagaimana pendapat kalian?