Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Pedagang Konvensional Harus Beradaptasi dengan Perubahan Zaman

15 Oktober 2023   08:47 Diperbarui: 20 Oktober 2023   08:46 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berjualan online.(Dok Shutterstock/I AM NIKOM via Kompas.com)

Sebelum menuntut online ditutup, lebih baik kondisi pasar Tanah Abang diperbaiki dulu supaya pengunjung nyaman untuk berbelanja di sana. 

Kebetulan beberapa kali liat meme yang mengilustrasikan reaksi pedagang offline yang malas-malasan dan tertidur saat diminta untuk memperbaiki kondisinya, tapi langsung menjadi garang saat menuntut pedagang online ditutup. 

Hal yang menunjukkan tidak adanya niat dari kelompok konvensional untuk berubah dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Kalau saya coba kaitkan dengan adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat alias vested interest maka bisa nyambung juga. Mengapa? Ada banyak orang yang makan dari situasi di pasar. 

Misalnya saja tukang parkir dan organisasinya. Mereka tentu tidak ingin kehilangan periuk nasi. Mereka pasti ingin mempertahankan kedudukan dan pendapatan. Balik lagi, kondisi yang sudah settle membuat mereka ingin mempertahankan itu. Bagaimana caranya dengan kondisi yang sama tapi pendapatan meningkat, padahal logikanya sepertinya itu tidak mungkin.

Nah, penggunaan toko online di berbagai aplikasi sudah tidak bisa dibendung lagi karena ada banyak faktor pendorong perubahan sosial tersebut. Salah satu faktor pendorongnya adalah sikap mudah menerima hal-hal baru. 


Hal ini sangat terasa dengan generasi muda atau generasi milenial dan generasi Z yang mudah menerima teknologi baru serta mengaplikasikan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. 

Saudara saya yang usianya sudah di atas lima puluhan malas untuk membuat aplikasi online, bahkan sekadar menggunakan teknologi kartu ATM saja tidak mau karena buat apa, merasa tidak penting. Sementara generasi yang lebih baru, tentu banyak menggunakan berbagai teknologi baru karena lingkungan mereka juga sangat mendukung.

Selain itu, manusia ingin memperbaiki kondisi hidupnya. Di masa pandemi saat banyak orang kehilangan pekerjaan dan sepertinya susah untuk berjualan secara offline, maka dorongan untuk bertahan hidup membuat mereka mau belajar hal baru, yaitu sekadar jualan atau reseller online, dengan menggunakan berbagai marketplace, mulai dari promosi barang di berbagai media sosial yang dimiliki, maupun menggunakan toko online untuk berjualan. 

Bukankah dorongan untuk bertahan hidup akan membuat manusia berusaha beradaptasi dengan berbagai cara untuk survive. 

Saya masih ingat, untuk pertama kalinya saya mencoba untuk berjualan tas secara online sewaktu pandemi kemarin. Padahal sebelum-sebelumnya saya paling malas untuk berjualan barang karena saya merasa saya tidak mampu berjualan barang apapun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun