Mohon tunggu...
Asaf Yo
Asaf Yo Mohon Tunggu... Guru - mencoba menjadi cahaya

berbagi dan mencari pengetahuan. youtube: asaf yo dan instagram: asafgurusosial

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Gayatri, Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit

18 Mei 2018   12:42 Diperbarui: 18 Mei 2018   12:57 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk membendung ancaman Mongol, Singasari melakukan persekutuan dengan Champa dan Melayu untuk menghadang Mongol. Selain itu dia melakukan ritual tantri kiri yang cenderung diluar batas. Ajaran yang melegalkan persenggamaan secara bebas, hal yang diyakini ritual gaib ini akan bisa mengalahkan kekuatan Mongol, karena Kubilai Khan juga dikabarkan melakukan ritual sejenis untuk kejayaannya.

Kisah ekspedisi pemalayu akhirnya justru menjadi boomerang karena sang besan melakukan penyerangan besar besaran ke Singasari,s ementara sang menantu, Ardaraja, akhirnya membantu ayahnya untuk itu. Kertanegara dan sang permaisuri dan beberapa warga keraton dibunuh sewaktu melakukan ritual tantri.

Hmmm dalam buku buku pelajaran biasanya hanya disebutkan kalau mereka dibunuh saat sedang melakukan pesta, baru di buku ini pikiran saya dibukakan bahwa ini bukan sekadar pesta , tapi merupakan pesta keagamaan dimana di dalamnya ada unsur seksualitas untuk tujuan spiritual, dan dibantu para yoginis yang langsung di datangkan dari Champa.

Kisah selanjutnya bagaimana akhirnya Wijaya berpura pura takluk dan kemudian melakukan serangan balik ke Kediri dengan bantuan Mongol. Saya tidak akan membahas terlalu panjang hal hal yang sudah diketahui secara umum dari buku pelajaran, saya tertarik hal hal yang tidak ada dalam buku buku pelajaran, termasuk di dalamnya adalah mengapa Mongol bisa kalah.

Disini ternyata dijelaskan bahwa Mongol kalah karena sejak awal mereka sudah kelelahan dan kekurangan logistic akibat Champa menolak mereka berlabuh terlalu lama di pelabuhan mereka. CHampa merupakan sekutu Jawa untuk menghadang posisi Mongol. Situasi bertambah rumit karena siasat licik dari Wijaya. Kisah penyerbuan Mongol ke Jawa memiliki cerita yang berbeda antara versi Jawa dengan Cina.

Dalam manuskrip mereka, kisahnya ditulis bahwa peperangan terjadi Wijaya membunuh dua panglima mereka, sementara kisah dari Jawa berbeda. RHal ini bisa dden Wijaya menjanjikan putri Daha dibawa ke CIna sebagai upeti, tapi putri jawa akhirnya meninggal bunuh diri. Hal ini maklumi dan Earl Drake akhirnya memunculkan sebuah hipotesis , dimana ini juga untuk menutupi rasa malu dari Cina sehingga membuat kisah yang berbeda dari yang ada di Jawa.

Posisi Gayatri yang akhirnya menjadi ratu juga menjadi daya tarik saya, dari empat istri Wijaya, hanya Gayatri yang diberikan gelar Rajapatni, istri Raja. Sementara dua istri lain, yaitu dua saudara diatas Gayatri seolah olah hilang dari kisah sejarah. Earl Drake membuat suatu hipotesis bahwa dua putri kertanegara tersebut mengalami sesuatu yang sangat brutal selama diangkut ke Kediri sehingga secara kejiwaan mereka tidak akan bisa normal lagi, namun mereka tetap dikawini diatas kertas untuk menjaga posisi sementara.

Dalam buku ini juga dijelaskan bahwa selama Wijaya memerintah, dia mendapat bantuan teman diskusi dalam menyelesaiakan masalah kerajaan dari Gayatri. Hal yang sama tidak terjadi kala Jayanegara naik tahta, bahkan Jayanegara mengambil keputusan berani dengan berpindah kepercayaan dari budhisme menjadi penganut Wisnu dan ingin dianggap sebagai dewa juga.  Jayanegara digambarkan sebagai raja yang ringkih dan seenaknya sendiri, tidak mengikuti aturan.

Pada satu titik , Gayatri secara tidak langsung juga memerintahkan Gajah Mada untuk menyingkirkan Jayanegara karena menghalangi dua putrinya untuk menikah karena direncanakan untuk dinikahi Jayanegara sendiri (walau secara aturan tidak mungkin) .Pernikahan mereka  dengan para pangeran lain akan  dianggap akan membahayakan posisi Jayanegara sebagai Raja.

Gayatri selama menjadi ibu suri, ratu, selalu berdiskusi dengan Gajah Mada untuk memajukan Majapahit. Gayatri sangat terkesan dengan kemampuan gajah Mada walau secara kelas social kala itu dia adalah seorang dari sudra.

Posisinya sebagai sudra jugalah yang membuat Gajah Mada ditertawakan pejabat keraton kala dia mengucapakan sumpah palapa untuk menyatukan seluruh Nusantara. Gajah Mada digambarkan dengan karakter yang  keras kepala dan tidak sabaran. Hal ini menjadi bumerang bagi dirinya saat terjadi peristiwa bubat. Hal yang mengakibatkan kejatuhan karir politiknya. DIsaat yang bersamaan juga menggugah Hayam Wuruk untuk menjadi raja yang berani ambil keputusan sendiri dan makin dewasa, tidak lagi tergantung dengan Gajah Mada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun