- Semiotika dari Ferdinand De Saussure
Teori semiotik dikemukakan sang Ferdinand De Saussure mewakili Eropa. Semiotik dibagi menjadi empat bagian yaitu, penanda (signifier), pertanda (signified), langue dan parole, synchronic serta diachronic, syntagmatic dan paradigmatic. Penanda sebagai bentuk atau wujud fisik bisa melalui karya arsitektur, sedangkan pertanda menjadi makna yang terungkap melalui konsep, fungsi atau nilai-nilai yang ada pada karya arsitektur. Menurut Saussure, signifier serta signified tidak dapat dipisahkan. Relasi antara penanda dan pertanda sesuai kesepakatan, bisa di anggap signifikasi. Semiotika signifikasi merupakan sistem pertanda yang menelaah elemen tanda dalam sebuah sistem sesuai hukum tertentu. Konvensi sosial diharapkan buat bisa memaknai makna pertanda tersebut.
Dari Saussure, Langue ialah pengetahuan yang dimiliki sang insan akan suatu hal eksklusif. Langue diartikan menjadi suatu bentuk berasal tanda atau kode tersebut. Parole ialah kegiatan yang dilakukan langsung sesuai kemauan dan kecerdasan pada berpikir. Synchronic dan diachronic adalah konsep yang menelaah bahasa pada waktu tertentu. Synchronic merupakan pembahasan tentang kondisi yang berafiliasi dengan suatu ketika. Diachronic merupakan pembahasan wacana perkembangan yang terjadi pada suatu ketika tertentu. Syntagmatic dan paradigmatic artinya korelasi dari ilmu bahasa yang berisi perihal rangkaian kata, suara pada suatu konsep. Paradigmatic artinya suatu kalimat yang bisa diubah atau diganti dengan lain yang mempunyai makna sama.
Objek bagi Saussure disebut "referent". Saussure memaknai objek sebagai referent serta menjadi unsur tambahan dalam proses penandaan. Contoh, saat ada seseorang yang menyebut hewan kata "babi" itu termasuk signifier dengan ucapan yang terdengar mengumpat maka disebutkan hal itu merupakan tanda kesialan atau apes maksudnya di signified. Saussure mengatakan, signifier dan signified adalah satu kesatuan yang tidak bisa di pisah oleh apapun, seperti dua sepatu yang sama
- Semiotika dari Roland Barthes
Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Teori semiotika Roland Barthes menjadi dua strata pertanda-tandaan, yaitu :
Tingkat Denotasi artinya tingkat pertandaan yang mengatakan hubungan penanda dan petanda-tanda para realitas, menghasilkan makna, langsung pribadi dan absolut.
Tingkat Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan korelasi penanda dan petanda-tanda yang terdapat di dalamnya beroperasi makna yang tak eksplisit, tak langsung, dan tidak sempurna.
Roland Barthes juga membahas tentang hal lain dari penanda yaitu "mitos". Barthes mengatakan mitos ada pada kedua penanda, setelah terbentuk sistem sign -- signifier -- signified, tanda akan menjadi penanda baru yang petanda dan bentuk baru. Suatu tanda yang sudah memiliki suatu makna konotasi akan berkembang menjadi makna denotasi, maka denotasi tersebut yang menjadi sebuah mitos. Contohnya, Dulu pohon beringin yang lebat ditakuti karena dipercayai adanya makhluk halus.
Gagasan Barthes dikenal dengan "order of signification", meliputi makna sebenarnya dan makna ganda.
- Semiotika menurut Umberto Eco