Mohon tunggu...
Joyhelga Condoleezza Maramis
Joyhelga Condoleezza Maramis Mohon Tunggu... Mahasiswa Psikologi

Psikoedukasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Psiko-Onkologi: Penyakit Kanker Lebih dari Penyakit Fisik

8 Oktober 2025   23:19 Diperbarui: 8 Oktober 2025   23:19 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 terlihat sangat berpengharapan untuk sembuh dari cancer  (Sumber: Pinterest)

 

Kanker: Lebih dari Sekadar Penyakit Fisik

Kanker bukan hanya tentang sel tubuh yang tumbuh tidak normal, tapi juga tentang perasaan, pikiran, dan kekuatan batin seseorang dalam menghadapi penyakit ini.
Secara medis, kanker terjadi ketika sel-sel tubuh membelah diri tanpa kendali, merusak jaringan di sekitarnya, dan dapat menyebar ke organ lain proses yang disebut metastasis.

Namun di balik proses biologis itu, ada perjalanan psikologis yang sering tidak terlihat: ketakutan, kecemasan, kehilangan harapan, bahkan depresi. Di sinilah psiko-onkologi hadir bidang ilmu yang menggabungkan psikologi dan onkologi untuk membantu pasien memahami dan mengelola dampak emosional dari kanker.

Kanker di Indonesia: Fakta yang Perlu Disadari

Menurut Globocan (WHO) 2022, Indonesia mencatat lebih dari 408.000 kasus baru kanker dan sekitar 243.000 kematian akibat kanker setiap tahunnya.
Jenis kanker yang paling banyak diderita adalah:

  • Kanker payudara (16,2%)

  • Kanker paru-paru (9,5%)

  • Kanker serviks/leher rahim (9,0%)

  • Kanker kolorektal (8,7%)

  • Kanker hati (5,8%)

Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun, dan banyak pasien baru terdeteksi saat sudah stadium lanjut.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya kesadaran untuk deteksi dini, serta ketakutan menghadapi diagnosis dua hal yang sebenarnya bisa ditangani dengan pendekatan psikologis yang tepat.

Mengapa Faktor Psikologis Penting dalam Kanker?

Penerimaan terhadap diagnosis kanker bukan hal mudah. Banyak pasien mengalami fase penolakan, marah, takut, bahkan menyerah.
Reaksi ini normal, tapi jika berlarut-larut bisa menurunkan sistem imun, menghambat pengobatan, dan memperburuk kualitas hidup.

Dalam keadaan stres berat, tubuh memproduksi hormon kortisol secara berlebihan. Jika terus berlangsung, hormon ini dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Sebaliknya, pikiran positif, dukungan sosial, dan ketenangan emosional terbukti membantu mempercepat pemulihan dan meningkatkan efektivitas pengobatan.

Inilah dasar dari psiko-onkologi: bahwa penyembuhan bukan hanya urusan medis, tapi juga urusan mental dan emosional.

Apa Penyebab Kanker?  Antara Faktor Fisik dan Psikologis

Kanker memiliki banyak penyebab (multifaktorial). Secara umum terbagi menjadi dua kelompok besar:

  1. Faktor internal, seperti genetik atau riwayat keluarga dengan kanker.

  2. Faktor eksternal, seperti gaya hidup tidak sehat, pola makan tinggi lemak, kurang aktivitas fisik, paparan zat kimia berbahaya, infeksi virus (HPV, hepatitis), dan stres berkepanjangan.

Meski stres tidak secara langsung menyebabkan kanker, penelitian menunjukkan bahwa stres kronis dapat mempercepat perkembangan penyakit melalui penurunan daya tahan tubuh dan gangguan hormon.

Itulah mengapa menjaga keseimbangan mental menjadi langkah penting dalam mencegah dan menghadapi kanker.

 Peran Psikologi dalam Perawatan Pasien Kanker?

Bidang psiko-onkologi membantu pasien dan keluarga memahami serta mengelola tekanan psikologis selama proses pengobatan.
Pendekatan yang sering digunakan meliputi:

  • Terapi Kognitif-Perilaku (CBT): membantu pasien mengubah pikiran negatif ("Saya tidak akan sembuh") menjadi pola pikir realistis dan penuh harapan.

  • Konseling emosional: memberi ruang aman untuk berbicara tentang rasa takut, marah, atau kehilangan tanpa merasa dihakimi.

  • Dukungan keluarga: meningkatkan empati dan komunikasi agar pasien tidak merasa sendirian.

  • Relaksasi dan mindfulness: membantu tubuh dan pikiran tetap tenang menghadapi rasa sakit dan efek samping pengobatan.

Pencegahan dan Deteksi Dini: Langkah Nyata yang Bisa Dilakukan

Sekitar 30--50% kasus kanker dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup.
Langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:

  • Hindari merokok dan alkohol.

  • Makan makanan bergizi seimbang.

  • Rajin berolahraga dan cukup tidur.

  • Hindari stres berlebih.

  • Lakukan skrining rutin seperti Pap smear, mammografi, atau pemeriksaan usus besar sesuai usia dan risiko.

Deteksi dini sangat penting karena banyak kanker bisa sembuh total jika ditemukan pada tahap awal.

Kanker memang penyakit yang menakutkan, tapi bukan akhir dari segalanya.
Dengan dukungan medis, keluarga, dan pendekatan psikologis yang tepat, proses penyembuhan bisa menjadi perjalanan menuju keseimbangan baru antara tubuh dan pikiran.

Psiko-onkologi mengingatkan kita bahwa penyembuhan sejati terjadi ketika tubuh dan jiwa berjalan seirama karena tubuh yang kuat berawal dari pikiran yang tenang.


Penulis 

Joyhelga Condoleezza

Mahasiswa Psikologi 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun