Mohon tunggu...
jovan pratiknjo
jovan pratiknjo Mohon Tunggu... Siswa

Hi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hilangnya Kata Indonesia oleh Pengaruh Bahasa Gen Z

18 September 2025   22:30 Diperbarui: 18 September 2025   14:35 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

* Latihan rutin. Biasakan siswa menulis dengan bahasa baku setiap minggu (Lestari, 2021).

* Berikan contoh. Guru, dosen, dan orang tua harus konsisten menggunakan bahasa yang baik.

* Buat konten menarik. Video atau tulisan di media sosial bisa dibuat dengan bahasa baku tapi tetap relevan (Rahmawati, 2023).

* Tantangan bulanan. Siswa ditantang menulis cerita pendek dengan bahasa baku. Beri hadiah kecil.

Kesadaran Harus Dimulai dari Diri Sendiri

Kamu tidak perlu membuang semua kata gaul. Gunakan bila perlu. Tapi kamu juga harus tahu kapan memakai bahasa formal. Saat menulis email resmi. Saat berbicara di depan umum. Saat membuat presentasi. Kamu harus bisa mengatur bahasa sesuai situasi.

Bila kamu tidak bisa menulis surat lamaran kerja tanpa slang, peluangmu berkurang. Bila kamu tidak bisa menulis artikel ilmiah dengan struktur baku, kredibilitasmu turun. Ini masalah nyata. Bukan sekadar teori (Kusyairi, Nisa, & Febrianti, 2024).

Belajar dan menjaga Bahasa Indonesia bukan tugas orang lain. Ini tugas kamu. Kamu bisa mulai hari ini. Ganti satu kata slang per hari dengan padanan baku. Gunakan kamus. Latih menulis satu paragraf sehari dengan kata baku. Lama-lama kamu terbiasa.

Kata-Kata Lama Perlu Dihidupkan Kembali

Ada ribuan kata dalam Bahasa Indonesia yang jarang dipakai. Contohnya: suri teladan (panutan), gundah (sedih dan bingung), dusta (kebohongan), cakap (pintar), angkara (kejahatan). Banyak anak muda tidak tahu arti kata-kata ini. Kalau tidak dipakai, kata-kata ini bisa hilang. Kamus bisa mencoret kata-kata yang tidak lagi aktif digunakan.

Bahasa mencerminkan cara berpikir. Jika kosakatamu sempit, pikiranmu sempit. Kamu tidak bisa menjelaskan emosi dan ide dengan jelas tanpa kata-kata yang tepat. Inilah bahaya hilangnya kata-kata (Rahmawati, 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun