Mohon tunggu...
Joshua
Joshua Mohon Tunggu... Konsultan - Akun arsip

Akun ini diarsipkan. Baca tulisan terbaru Joshua di https://www.kompasiana.com/klikjoshua

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bijak Bertransaksi, Makroprudensial Terjaga

7 April 2020   20:34 Diperbarui: 7 April 2020   20:46 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi transaksi tabungan harian. © Joshua Marli

Untungnya, Pemerintah Indonesia telah belajar dari krisis moneter yang telah terjadi di masa lalu, dan kini telah memiliki sistem keuangan yang berdaulat dan mandiri, yang diawasi oleh salah satunya berupa bank sentral bernama Bank Indonesia. 

Bersama tiga lembaga lain, Bank Indonesia juga membentuk jaring pengaman sistem keuangan untuk melindungi sistem keuangan agar tetap berjalan dan terus melayani masyarakat sebagaimana mestinya.

Tak banyak diketahui masyarakat, ternyata tugas Bank Indonesia amatlah penting dan berat. Selama ini, kita hanya tahu Bank Indonesia sebagai lembaga yang menjaga peredaran uang kita, yang bernama rupiah. 

Ada tugas mulia lainnya, yaitu mengatur dan mengawasi sistem pembayaran, termasuk sarana apa saja yang kita gunakan saat bertransaksi, apakah dengan kartu, uang elektronik, maupun kode QR. 

Belum lagi menjaga sistem keuangan agar tetap stabil dan melayani masyarakat, menetapkan kebijakan moneter, menjembatani transaksi kliring melalui sistem SKN dan RTGS, hingga mengawasi pasar dan memastikan berputarnya roda ekonomi bangsa.

Tindakan Masyarakat yang Bisa Mengganggu Stabilitas Sistem Keuangan

Saya sadar, ternyata dalam situasi yang tidak pasti seperti sekarang ini, mengamankan stabilitas sistem keuangan bukan hanya tanggung jawab Bank Indonesia sebagai salah satu lembaga yang termasuk dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan tersebut. 

Ada beberapa tindakan kita yang sebetulnya bertujuan untuk mencari selamat sendiri ditengah ketidakpastian, sampai bisa dibilang jika dilakukan oleh semakin banyak orang, tindakan-tindakan tersebut tidak bertanggung jawab dan bisa mengganggu stabilitas sistem keuangan di negeri kita. Nah loh! Apa saja bentuknya? Berikut contoh-contohnya.

Pertama, adalah kegiatan mengumpulkan bahan-bahan kebutuhan pokok atau kebutuhan khusus untuk menangani suatu krisis, termasuk untuk mengatasi wabah, dengan tujuan untuk menimbun dan kemudian untuk dijual kembali dengan harga yang sangat mencekik. 

Tujuannya, tentu untuk mengeruk keuntungan secara tak wajar bagi pihak yang menimbun dan menjual barang-barang tersebut. Bisa dibayangkan, ditengah wabah penyakit menular yang membutuhkan banyak produk sabun antiseptik dan disinfektan kulit berbahan dasar alkohol seperti hand sanitizer, serta masker sekali pakai, sudah banyak pelaku yang ditahan dan menjalani proses hukum akibat kejahatan ekonomi yang satu ini. 

Tindakan tersebut bisa mengganggu stabilitas sistem keuangan karena mengakibatkan lonjakan permintaan atas barang-barang tersebut dengan angka permintaan yang tidak wajar, yang tak sebanding dengan kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut. Kalaupun barangnya ada, harganya pasti sangat mahal dan tak akan sebanding dengan pasokan yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun