Mohon tunggu...
Jose
Jose Mohon Tunggu... Guru - Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ngapain Mikirin Potensi Murid, Mereka bukan "Anakku"?

12 Februari 2023   23:06 Diperbarui: 12 Februari 2023   23:08 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika guru melakukan sesuatu kepada muridnya, entah apa pun bentuknya, langkah awal yang dimiliki guru adalah ia membangun trust dalam dirinya. Ia menyadari, percaya bawah "kehadirannya untuk membantu murid menemukan jatidirinya". Dan ketika murid mengalami pengalaman belajar bersamanya, maka akan membentuk trust dari murid kepada gurunya. Trust adalah sebuah kunci untuk membangun relasi yang memiliki tujuan bersama. Lantas, apa yang harus dihindari oleh guru terhadap murid? Hindari pelabelan terhadap murid, seperti murid A nakal, murid B bodoh, dll.

Guru harus yakin bahwa setiap murid adalah manusia yang memiliki potensi. Ini adalah trust yang harus dibangun oleh guru. Ketika guru menyakin hal tersebut, maka secara inherent guru meyakini bahwa setiap potensi murid dapat dikembangkan (grow up).

Apakah semua guru memikirkan hal ini? Tidak. Begitu banyak sikap skeptis, dan pragmatis muncul untuk melabelkan identitas murid, termasuk pelabelan terhadap potensi masing-masing murid. Jika guru memiliki cara berpikir demikian, apa yang perlu di lakukan?

Pengalaman selalu membantu seseorang untuk menyadari apa yang ia lakukan. Kita perlu melihat bahwa esensi pendidikan, baik dialami oleh guru, maupun murid kita saat ini, yaitu upaya membawa kondisi manusia yang lebih baik. Nah, ini butuh proses yang cukup lama: mendidik, mengajar, membimbing, mendampingi, serta mempraktekkan (uji pemahaman murid) adalah sebuah upaya agar terwujudnya perubahan pada murid.

Lantas, yang harus dimiliki oleh guru adalah guru harus memiliki misi. Misi adalah suatu rangkaian cara berpikir, komitmen, kemauan, serta kesetiaan untuk mengarahkan segala wujud apa pun yang dapat ia lakukan demi memberikan kesadaran kepada murid. Bagaimana guru membangun kesadaran kepada murid?

Guru berusaha untuk membangkitkan pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mengembangkan potensi yang dimiliki murid serta membiasakan hal-hal baik bagi murid agar dapat memberikan kebiasaan yang melekat pada diri mereka. Usaha ini disebut pembentukan karakter.

Dalam mengembangkan kompetensi murid, guru perlu memikirkan bagaimana membangun potensi yang dimiliki murid agar lebih show up-membuat murid menyadari pentingnya belajar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Dan bagaimana menerapkan? Ketika berbicara tentang menerapkan, maka hal yang dilakukan oleh guru adalah menerapkan strategi pembelajaran yang searah dengan kebutuhan murid-sesuaikan dengan potensi murid.

Apa yang menjadi perhatian mendasar terhadap pengembangan kompetensi murid?  Kompetensi bukan semata-mata melihat hasil, tetapi bagaimana apresiasi setiap proses belajar yang dialami oleh murid, termasuk pembentukan human skill. Human skill dilatih secara terus menerus agar dijadikan karakter murid.

Nah, dalam mengembangkan kompetensi siswa hanya membutuhkan strategi pembelajaran? Tidak. Guru perlu mengembangkan kompetensi diri-belajar mandiri, mencari informasi barus, menerapkan secara mandiri dan dikemudian hari dapat menerapkan dalam proses pembelajaran bermakna bersama murid.

Seperti yang diungkapkan oleh Howard Gardner bahwa setiap manusia memiliki kecerdasan, dan kecerdasan yang dimiliki manusia harus kita sadari. Nah, tugas guru adalah menemukan potensi yang dimiliki murid dan mengembangkan. Apakah teori dalam praktiknya mudah dikembangkan oleh guru?

Ada beragam alasan yang membuat guru tidak dapat mengembangkan potensi murid, salah satunya keterbatasan alat-alat pendukung di sekolah. Di sisi lain, sekolah belum mewadahi pengembangan potensi yang dimiliki murid karena sekolah masih menempatkan pengembangan kognitive is the first number.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun