Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

PSBB Jakarta: Berbuntut Flash Sale IHSG dan Isu Pemerintah yang Tak Selaras

10 September 2020   22:46 Diperbarui: 11 September 2020   13:17 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompas.com/Garry Andrew Lotulung

Penambahan yang terus terjadi dan sepertinya makin sulit dikendalikan, membuat Pemprov DKI Jakarta melakukan tarik rem dengan kembali menerapkan PSBB. Dalam kondisi ini, kesehatan masyarakat menjadi perhatian utama bagi Gubernur Anies Baswedan.

Meski dalam pernyataannya tertulisnya, Gubernur DKI Jakarta bukan sedang mengabaikan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), namun tetap saja anjloknya IHSG hari ini menjadi cerminan bahwa keputusan tersebut memunculkan sentimen negatif bagi perekonomian dalam negeri.

Ditambah lagi makin hangat berita soal Indonesia dicekal oleh sejumlah negara dan ancaman resesi ekonomi yang makin di depan mata, turut membuat kekuatiran makin memuncak terutama bagi investor di pasar modal.

Sejatinya, baik pengendalian Covid-19 dan PEN harus berjalan seiring. Perbaikan salah satunya tetapi terjadi perburukan pada sektor lainnya akan membuat situasi negara terus mengkuatirkan.

Terlepas dari kebijakan mengejutkan yang diambil Gubernur DKI Jakarta, pada dasarnya memprioritaskan kesehatan masyarakat tanggung jawab utama bagi pemerintah. Namun tentu saja kita tidak berharap ini hanya sekedar tindakan gegabah tanpa persiapan yang baik bagaimana tetap menjaga roda perekonomian.

Termasuk kesan yang banyak ditangkap oleh masyarakat soal ketidakselarasan antara Pemprov DKI dengan Pemerintah Pusat. Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi, karena akan membuat timbulnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah, baik Pusat maupun Pemerintah Daerah.

Seyogyanya, keputusan seperti ini dimatangkan dengan duduk bersama sehingga tidak terkesan seperti ajang show off kebijakan mana yang paling benar, antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.

Semoga kesan tak selaras ini tidak kembali akan dipertontonkan oleh sejumlah pemimpin daerah lainnya. Pada dasarnya masyarakat akan tetap mendukung segala keputusan Kepala Daerah jika telah dikaji dampak baik buruknya dan bukan menjadi sekedar ajang siapa yang berkuasa.

Kembali ke soal anjloknya IHSG hari ini, apakah saham-saham dari sektor jasa telekomunikasi dan konsumsi bisa dibilang cukup aman saat ini? Bisa saja.

Bagaimana pun, di masa pandemi saat ini, telekomunikasi digital terus mengalami peningkatan kebutuhan. Demikian pula produk-produk industri makanan, rasanya tidak akan pernah ditinggalkan masyarkat.

Namun tentu saja ini akan sangat bergantung pada prilaku investor pasar modal. Jika tingkat kekuatiran akan pandemi bisa mengalahkan kinerja positif perusahaan emiten saham, bukan tidak mungkin IHSG akan terus menawarkan 'flash sale' hingga situasi pandemi benar-benar diyakini telah terkendali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun