Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Puput dan Keistimewaan Rumahnya

13 Juni 2025   12:44 Diperbarui: 13 Juni 2025   12:44 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mau-maunya kamu bawa rumah seperti itu, Put! Apa nggak capek?" ucap Meri. Ucapan itu disambut dengan tawa semua temannya. 

"Aku nggak capek kok, Meri!" jawab Puput.

"Tapi kamu kelihatan aneh, tahu! Pakaian kok keras seperti itu," sahut Kuthuk.

Perbincangan mereka tetap memojokkan Puput. Hingga tanpa mereka sadari, ada Elang, burung yang terkenal sangat tegang kepada hewan lainnya, terbang merendah. Elang mendekat ke arah Puput dan teman-temannya. Mereka pun terlihat panik dan berlarian untuk mencari tempat persembunyian.

Sayangnya, dari semua hewan itu, Puput satu-satunya hewan yang lambat berjalan. Di saat teman-temannya sudah mendapatkan tempat persembunyian, Puput masih berada di sekitar tempat mereka bermain. 

Puput panik dan berdoa untuk diberikan keselamatan. Dia meringkukkan tubuh dan menyembunyikan tubuh ke dalam rumahnya.

"Ya Allah, lindungi aku," doa Puput di dalam rumahnya. Keringat dingin keluar dari tubuhnya. 

Sementara teman-teman Puput menyaksikan Puput yang didekati Elang dari tempat persembunyiannya. Mereka mengira kalau Puput akan diterkam oleh Elang.

Namun, mereka sangat takjub karena Elang terlihat kesulitan untuk mematuk atau mencengkeram tubuh Puput. Berkali-kali Elang mencoba mengambil tubuh Puput yang lunak.

"Sulit sekali mengambil tubuh siput ini. Benar-benar bikin kesal!" gerutu Elang. Elang memang sering menemukan siput yang terkenal dengan dagingnya yang lunak, tapi sulit untuk dinikmatinya.

Akhirnya Elang menyerah. Puput ditinggalkan begitu saja. Puput yang ketakutan dan berdebar-debar, perlahan mengeluarkan kepalanya. Tampaklah Elang sudah terbang tinggi. Puput pun bernafas lega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun