Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kado Ulang Tahun untuk Ayah Tupi

26 April 2025   05:43 Diperbarui: 26 April 2025   05:43 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dengan bing.com/dokpri

Sret...srettt...sretttt...

Tupi, seekor anak tupai, tampak melompat ke beberapa pohon. Diambilnya daun yang lebar, ranting kecil dan getah dari pohon akasia. Ketiganya diletakkan pada batuan yang rata.

Setelah ketiga barang itu siap, Tupi duduk di atas batuan dan mulai memegang ranting kecil dan mencelupkan ke getah akasia. Ranting itu dicoret-coretkan ke daun lebar tadi. 

Dahi Tupi sesekali berkerut, kepalanya didongakkan. Lalu dia melanjutkan kegiatannya lagi. Beberapa saat kemudian dia selesai mencoret-coret pada daun lebar.

"Ah, semoga Ayah senang dengan kado ini," gumam Tupi sambil tersenyum manis. Dia membayangkan bagaimana reaksi ayahnya saat melihat kado darinya.

Tupi sengaja membuat kado istimewa untuk ayahnya yang hari ini ulang tahun, setelah kemarin ibu memberitahu kalau ayah akan ulang tahun.

"Ayahmu nggak suka pesta besar, tapi kamu bisa memberikan kado istimewa yang berkesan untuk Ayah, Tupi" ucap Ibu Tupi kemarin.

"Mmm, terus aku mau ngasih kado apa ya, Bu?"

"Sebisa kamu saja, Tupi."

Tupi berpikir lama untuk memberikan kado ulang tahun untuk ayahnya. "Membuat kue?" tanya Tupi. Dia menggelengkan kepala. "Aku belum bisa bikin sendiri," ucapnya pelan.

Dia berpikir lagi. "Apa memberi kacang saja?" pikir Tupi. Lagi-lagi dia gelengkan kepala. "Nggak istimewa! Ayah kan biasa mencari makanan seperti kacang."

Beberapa detik kemudian dia berseru, "ahaaa, aku tahu sekarang!"

Dia ingat pelajaran Bahasa Indonesia kemarin. Bu guru mengajak Tupi dan teman-temannya untuk membuat kartu ucapan dalam rangka peringatan Hari Kartini. Akhirnya Tupi membuat kartu ucapan untuk ayahnya. Hanya saja kalau di sekolah, dia membuat kartu ucapan dengan kertas dan diberi amplop. Nah, karena di rumah tak punya kertas dan amplop seperti di sekolah, Tupi menggunakan daun lebar dan kartu itu digulung lalu diikat dengan rumput.

Gulungan kartu ucapan itu diselipkan pada pohon kenangan yang berada di depan rumah. Pohon kenangan itu menjadi tempat di mana Tupi dan ayahnya bermain saat sore. Oh iya, pohon kenangan itu sangat besar dan ditanam oleh kakek Tupi biar bisa menjadi kenangan bagi Tupi.

***

Sore harinya ayah Tupi sudah berada di bawah pohon kenangan. Sedangkan Tupi baru saja selesai mandi. 

Setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian rapi, Tupi menyusul ayahnya. Saat keluar dari rumah, ayahnya sedang memegang daun yang tadi digulung dan diselipkan pada pohon kenangan.

"Ayah," panggil Tupi sambil berjalan mendekat. Ayah tersenyum. Matanya berkaca-kaca.

"Terima kasih, Tupi. Ayah sangat suka kadomu ini," ucap Ayah Tupi. Tupi mengangguk. Dia berdiri di depan ayahnya dan memeluk erat. "Maafkan aku, hanya bisa memberi kado ini, Ayah!"

"Kado kamu istimewa, Tupi."

Kemudian mereka merenggangkan pelukan.

"Ayah sudah baca berulang-ulang ucapanmu, Tupi. Sekarang kita baca bareng-bareng, ya! Soalnya Ayah belum bosan bacanya."

Mereka pun duduk di bawah pohon kenangan dan membaca ulang kartu ucapan tadi.

"Ayah tersayang, terima kasih ya, sudah mengajariku tentang dunia yang luas ini. Aku ingin selalu melompat bersamamu, tertawa bersamamu, dan belajar darimu. Selamat ulang tahun, Ayah! Aku sayang Ayah!"

___

Branjang, 26 April 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun