Sesampai di depan rumah Bu Naya, Lili mengetuk pintu rumah Bu Naya. Tak lupa dia mengucapkan salam. Dari dalam rumah, terdengar suara Bu Naya menjawab salam Lili. Tak berapa lama, Bu Naya keluar rumah. Beliau terkejut dengan kedatangan murid-muridnya.
"Alhamdulillah, kalian ke sini, anak-anak. Yuk, masuk." Bu Naya mempersilakan murid-muridnya untuk masuk dan duduk di ruang tamu.
"Kami rindu sama Bu Naya. Jadi ke sini. Sekalian mau minta maaf, karena kami pasti banyak salah sama Bu Naya," ucap Cilo mewakili teman-temannya. Bu Naya terharu dengan kedatangan muridnya.
"Bu Naya sangat bangga sama kalian. Kalian punya ide untuk ke sini. Kalian sangat menghormati guru kalian. Bahkan kalian repot-repot membawa oleh-oleh ini," ucap Bu Naya sambil melihat buah tangan yang diletakkan di atas meja.
"Kami hanya ingin berbagi kebahagiaan, Bu."
"Juga menunjukkan rasa hormat, dan kebersamaan kami," ujar Kero, menanggapi ucapan Bu Naya. Wajah Bu Naya sumringah. Cilo dan teman-teman sangat menghargai, dan menghormati gurunya.Â
"Kalian sudah bisa mempraktikkan bagaimana cara menghormati, dan berbagi setelah Ramadan berakhir," puji Bu Naya.
"Sungguh kalian murid yang berbudi pekerti luhur. Bu Naya minta, kalian tetap kompak dalam hal kebaikan," ujar Bu Naya.
Mereka lalu mengobrol tentang kegiatan selama libur puasa, sambil menikmati apem dan rempeyek bayam buatan Bu Naya. Akhirnya, siangnya mereka berpamitan dan pulang. Mereka menyadari bahwa dengan mengunjungi rumah guru maka itu merupakan bagian dari kebaikan yang harus selalu dijaga setelah Ramadan berlalu.
___
Branjang, 1 April 2025