"Nggak usah bawa apa-apa, ah! Kayak kalau buka puasa di masjid saja," ujar Kero.
"Memangnya kamu mau bawa sesuatu?" tanya Kero kepada Cilo. Cilo tertawa kecil dan menggelengkan kepala.
"Wooo...kirain mau bawa sesuatu," ucap Kero.
"Nggak usah bawa macam-macam, Kero. Toh nanti dapat menu buka puasa juga. Kalau bawa saku, nanti malah nggak termakan. Jadi mubazir, kan?"
Benar kata Cilo. Kalau mau berbuka puasa tidak perlu banyak-banyak. Makan dan minumnya sedikit-sedikit, biar organ pencernaan tidak kaget karena tadinya puasa, tiba-tiba ada makanan yang cukup banyak yang harus diproses.
***
Sore hari di sekolah. Cilo, Kero, Moni dan teman-teman lainnya sudah masuk ruangan aula sekolah. Mereka menantikan kedatangan Pak Angdu. Mereka sangat penasaran dengan kepandaian Pak Angdu.
Namun yang masuk ruangan adalah Pak Citah. Cilo dan teman-temannya agak kecewa.
"Mana Pak Angdu, Pak Citah?" Pak Citah tersenyum saat Citah dan lainnya menanyakan tentang Pak Angdu.
"Beliau masih dalam perjalanan, anak-anak."
"Jangan-jangan nggak jadi," ucap Moni. Pak Citah tertawa kecil.