Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lintang yang Terluka

5 Maret 2024   21:00 Diperbarui: 5 Maret 2024   21:10 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat pulang kampung, aku ingin menemuimu. Untuk ke rumahmu, aku belum percaya diri. Ingin meminta ditemani Rizky, tapi rasanya tak mungkin. Bisa-bisa aku malah mengantarnya apel ke rumahmu. Karena sampai saat ini, aku belum tahu, sebenarnya hatimu sudah terisi namanya atau nama lelaki lain. 

Kuputuskan menemuimu dengan ditemani Maury. Aku sangat berterima kasih pada Maury karena membantu jalanku untuk ke rumahmu. 

Maury yang baru saja berjumpa denganku terlihat ceria dan baik sebagai sahabat. Dia mengajakku ke rumahmu. Sesampai di rumahmu, hatiku berdebar tak karuan. Menjumpaimu, Lintang. Kau yang sebelumnya terasa jauh, sebentar lagi akan kulihat secara langsung.

Maury mengetuk pintu rumahmu. Sementara aku memandangi halaman rumahmu yang tak begitu luas namun sangat asri. Kukira tangan dinginmu yang menyulap pekarangan dengan aneka bunga yang cantik.

Tak lama pintu terbuka. Seorang wanita berumur lima puluhan muncul dari balik pintu.

"Eh, Nak Maury. Lama nggak ke sini. Gimana kabarnya?"


"Baik, Bu. Lintang ada?" tanyanya.

Mendengar Maury menanyakan keberadaanmu, hatiku semakin berdebar lebih kencang.

"Ada. Eh, Nak Maury ke sini sama siapa tuh?" tanya wanita itu sambil memandang ke arahku. Aku merasa grogi. Hanya bisa menganggukkan kepala pelan.

Maury sendiri menjawab pertanyaan wanita itu dengan berbisik. 

"O begitu. Kalau begitu silakan masuk."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun