Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sehari Berpetualang ke Zaman Dino

10 Februari 2024   06:45 Diperbarui: 10 Februari 2024   06:47 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: image creator from Microsoft Designer

"Belajar yang rajin, Zaidan. Rapor kamu di semester dua harus lebih baik."

Zaidan mengingat terus nasehat Ibu. Dia sadar kalau Ibu sebenarnya kecewa dengan hasil belajarnya. Zaidan memang lebih senang bermain layang-layang bersama teman-temannya di lapangan kampung.

Kini di meja depan Zaidan banyak buku bacaan. Buku-buku itu sengaja dibeli oleh Ibu dan Ayahnya. 

"Liburan begini, kenapa malah disuruh belajar sih? Harusnya aku kan diajak jalan-jalan ke luar kota," Zaidan menggerutu.

Dia tahu, teman-temannya tengah liburan bersama keluarganya. Ada yang ke Bali, Lombok, Semarang, Bandung, dan sebagainya. Sementara dia hanya di rumah. Itupun masih dibebani untuk membaca buku.


Zaidan yang masih kelas III itu hanya memandangi buku-buku yang bertumpuk. Kepalanya diletakkan di atas meja. Tangannya mengetuk-ngetuk meja dengan pelan.

"Buku itu jendela dunia, anak-anak. Dengan membaca buku, pengalaman kalian bisa luas. Semua yang terjadi di dunia bisa kalian dapatkan dari membaca buku," penjelasan Bu Guru saat di kelas. Zaidan jadi penasaran, apa memang begitu?

Akhirnya Zaidan menyentuh dan mengamati satu persatu judul serta gambar sampul bukunya. Buku-buku itu sebenarnya menarik. Tapi apa dia mampu membaca buku sebanyak itu?

Pada tumpukan buku paling bawah, Zaidan menemukan buku yang sangat menarik. Ensiklopedia Cilik Dinosaurus! Tentu sampul buku bergambar dinosaurus dengan segala jenisnya di hutan. 

Zaidan mengambil buku Ensiklopedi itu. Plastik segel buku segera dibuka. Lalu dibukanya buku itu perlahan. Banyak gambar di sana. Kemudian keterangan yang ditulis hanya singkat tapi bisa menambah pengetahuan Zaidan.

***

Zaidan tiba-tiba berada di hutan. Udaranya sejuk. Pohon-pohon tinggi menjulang tampak di matanya. Ada juga burung-burung yang tidak asing di mata Zaidan. Tapi burung-burung itu hanya dilihatnya di hutan itu.

"Oh iya. Burung zaman purba!"

Zaidan ingat, di buku Ensiklopedia itu ada gambar burung zaman purba. Dia senang sekali, karena kini dia bisa melihatnya langsung. Pasti teman-temannya akan iri padanya karena bisa bermain di hutan yang ada burung zaman purba.

Saat melihat ke sekelilingnya, Zaidan merasa kalau tempatnya berdiri bergerak, seperti gempa. Tapi tiba-tiba tanah itu bergerak ke atas. Zaidan panik dan takut.

"Ibuuuuuu!"

Zaidan berteriak keras. Namun tak ada seorang pun yang dilihatnya. Jadi, tak ada yang membantu Zaidan.

Gerak tanah itu akhirnya berhenti. Zaidan menyadari kalau ada penampakan seperti pohon yang warnanya seperti tempatnya berdiri. Tapi, tunggu dulu! Saat Zaidan mendongak ke atas, pohon itu ternyata memiliki mata, hidung dan mata.

"Huaaaaa!"

Zaidan terkejut dan terpeleset. Dia merasa seperti bermain prosotan. 

"Di...di...dinosa...saaurussss!"

Zaidan menepuk-nepuk pipinya. Dia benar-benar melihat dinosaurus yang sangat besar! Luar biasa.

Dinosaurus itu menengok ke berbagai arah dan memanggil teman-temannya. Tak berapa lama, teman-teman dinosaurus itu datang. Ada yang makan dedaunan hijau. Meski pohon-pohon tinggi, dinosaurus itu bisa mengambil daun dengan mudah.

Dinosaurus memang binatang zaman purba. Meski binatangnya besar, tapi dinosaurus makan daun-daun. Jadi Zaidan merasa aman berada di sekitar binatang yang sudah punah itu.

"Aku benar-benar melihat binatang yang sudah punah. Kenapa begini ya?" tanya Zaidan dalam hati.

Saat tengah berpikir keras untuk menjawab pertanyaannya tadi, tiba-tiba sepasang mata yang besar berada di belakang Zaidan. Begitu Zaidan membalikkan tubuhnya, dia terjatuh, saking kagetnya.

"Aku Dino. Kamu siapa? Dari mana?" Dinosaurus itu menyapa Zaidan. 

"Aku Zaidan. Aku dari desa Kali Ikan."

Zaidan menceritakan kalau dia tiba-tiba berada di tempat para binatang purba. 

"Aku lupa, jalan mana yang kulewati. Jadi aku khawatir kalau nggak bisa kembali ke rumah. Padahal aku harus belajar," cerita Zaidan.

Dinosaurus itu merasa kasihan. Zaidan diajak bermain bersama para dinosaurus. Menyenangkan sekali! Tak terasa hari sudah mulai gelap.

"Dino, suatu saat kalau aku besar, akan kuceritakan dan kutulis kalian yang sangat luar biasa."

Dinosaurus itu tersenyum dan kembali berjalan. Pada ujung jalan terlihat sinar cahaya yang sangat terang.

"Hei, Dino! Cahaya apa itu?"

"Itu pintu menuju keluar dari hutan ini, Teman. Manusia-manusia sepertimu pasti lewat pintu itu untuk pulang."

"Berarti, sebelum aku sampai sini, sudah ada orang lain yang juga bermain di sini ya, Dino?"

Dino mengangguk. Kemudian sampailah mereka di pintu yang semakin terang.

"Pulanglah, Teman."

***

Zaidan berjalan dan meninggalkan hutan itu. Ketika dia menengok ke belakang, pintunya sudah tertutup.

"Kita akan menjadi sahabat selamanya, Dino."

Kemudian, Zaidan merasa tangan ibu menyentuh wajahnya.

"Di... di mana aku?"

"Kamu tertidur, Zaidan. Kamu pindah ke tempat tidur sana."

Zaidan mengucek matanya.

"Oh...aku di rumah."

"Iya. Kalau masih ngantuk, kamu lanjutkan tidurnya. Kalau tidak, ya makan dulu. Keburu ayam gorengnya dimakan Meo," ucap Ibu sambil meninggalkan kamar Zaidan.

Zaidan segera menyusul Ibu.

"Ibu, aku akan rajin belajar dan baca buku! Aku ingin meneliti tentang dinosaurus kalau besar nanti."

Ibu mengernyitkan dahi.

"Meneliti dinosaurus?"

"Iya."

"Oh... Paleontolog."

___

Branjang, 21 Januari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun