"Senjata api kalau untuk menangkap Paman Harimau dan Paman Singa. Kalau hewan seperti kita, manusia akan membuat perangkap saja. Makanya kita harus hati-hati, Nak. Biar selamat".
Aku mengangguk.Â
***
Kini cerita Ibu menjadi kenyataan. Manusia membuat perangkap di pinggir hutan. Kami tak menyadari kalau perangkap itu ada di sana. Padahal kami sudah berhati-hati.
Tiba-tiba saja Ibu berteriak saat kami sudah dekat dengan sungai. Aku yang berjalan di belakang Ibu sangat terkejut. Ibu terjatuh dalam lubang yang tadinya tertutup dedaunan kering.
Ibu tak bisa keluar dari lubang itu. Aku bingung untuk menyelamatkan Ibu.Â
"Ibu, tunggu aku di sini ya! Aku akan mencari bantuan!" teriakku.
Ibu menahan sakit di kakinya.Â
"Hati-hati, Nak".
Aku berlari ke arah jalan beraspal. Kuingat, biasanya ada anak kecil bersama bapaknya yang baru pulang dari sekolah. Anak itu dijemput bapaknya, lalu menuju hutan untuk mencari kayu bakar. Itu kutahu dari percakapan mereka yang pernah kudengar.
Tetapi aku belum juga bertemu dengan mereka. Padahal aku sudah menunggunya lama. Aku risau. Ingin menolong Ibu, tetapi aku hanya bisa mencari bantuan manusia baik. Itupun belum kutemukan sampai saat ini.