Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lelaki Tua yang Rindu Keluarga di Kampung Halaman

24 Februari 2023   15:06 Diperbarui: 24 Februari 2023   15:09 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: erabaru.net

Pagi jelang berangkat pendampingan calon guru penggerak, aku yang ke sekolah dulu untuk memberikan sedikit materi dan tugas, tiba-tiba melihat layar handphone muncul nama Lik Alif. Dia adalah saudara masih satu trah denganku.

Dengan sedikit penasaran aku mengangkat telpon dan menuju lokasi yang agak sepi. Maklum Lik Alif tak biasa telpon pagi-pagi. Kalau sekadar mengirim pesan lewati WhatsApp saja sesekali saling menyapa.

Dengan suara lirih kuangkat teleponnya.

"Assalamualaikum, Dira". Lik Alif menyapaku.

"Wa'alaikum salaam. Ada apa, Lik? Kok pagi-pagi telepon. Semua keluarga di sana baik-baik saja kan?" Selidikku.

"Baik. Begini, Dira. Nanti kalau Lik Abadi telepon tolong kamu bilang kalau Umi sudah baik. Gitu ya?"

Aku mengernyitkan dahi. Jelas saja, Bu Umi sudah berpulang kehadirat Allah hari Minggu yang lalu. Kenapa aku mesti membohongi Lik Abadi? Lagipula aku tak punya nomor Lik Abadi. Lik Abadi juga tak menyimpan nomorku.

Kuberanikan bertanya kepada Lik Alif, "Lha gimana, Lik? Kok aku harus bilang seperti itu?"

"Ya pokoknya nanti kamu bilang semua keluarga di Gunungkidul baik-baik saja".

Aku segera menangkap maksudnya. Kemungkinan besar Lik Abadi baru sakit dan tidak boleh mendengar kabar duka terlebih dulu. Apalagi kabar duka dari kampung halaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun