Kekesalan lelaki sepuh yang duduk di sebelah kananku tampaknya sudah memuncak.Â
"Tyo sudah tiga kali tak jadi mengantarkan aku ke bank. Padahal sudah tiga bulan aku belum absen." Keluh lelaki itu sambil menahan kesalnya.
Lelaki sepuh itu, ayahku. Kakeknya anak-anak. Beliau adalah pensiunan guru yang ke mana-mana membutuhkan pertolongan anak mantunya yang memiliki mobil.
Ayah memang tidak bisa membonceng motor. Jadi aku tak bisa membantunya untuk mengambil uang pensiunannya.
Tentu kamu penasaran, kenapa ayah tak bisa membonceng motor, apalagi mengendarainya. Untuk berkendara dengan motor, ayah trauma. Beliau pernah jatuh saat latihan bermotor.
Sedangkan tak bisanya beliau dalam membonceng motor, itu disebabkan kakinya yang tak memungkinkan. Beberapa tahun sebelum aku menikah, ayah operasi pada tulang panggul sebelah kanannya.
Semua akibat dari kecelakaan masa kecilnya. Saat kecil, ayah jatuh dari pohon kelapa. Lalu selama berpuluh-puluh tahun, kalau berjalan langkah ayah pincang.
"Bapakmu bejik," ejek temanku saat aku masih kecil. Rasanya kesal juga mendengar ejekan teman-temanku. Apalagi kalau teman-teman menirukan langkah ayah.
***
Rupanya kecelakaan di masa kecilnya, akhirnya membuat ayah pincang dalam berjalan. Bahkan setelah pensiun, ayah harus opname dari rumah sakit ke rumah sakit.