Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gara-gara Guru Baru

13 November 2020   20:26 Diperbarui: 13 November 2020   20:28 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat kelas IX sekolahku mendapat guru baru, pak Bowo. Lelaki. Kusebutkan ciri-cirinya ya. Kulitnya bersih, wajah bersih dan cakep. Beliau mengajar IPA.

Teman-teman heboh karenanya. Tapi tidak denganku. Aku menanggapi biasa saja. Toh aku juga mengenalnya. 

Pak Bowo kebetulan masih saudara dengan keluargaku. Bapaknya pak Bowo masih adalah mas bapakku. Jadi aku sering menyapanya mas Bowo.

Namun karena mas Bowo mengajar di sekolahku, ya aku menyapanya pak Bowo saat di sekolah. Aku pinginnya, tak ada yang tahu kalau aku dan mas Bowo itu bersaudara. Tapi malah sejak awal perkenalan di kelas, mas Bowo cerita kalau kami bersaudara. 

Ah...iya. Aku sebenarnya malu diajar sama mas Bowo. Malu kalau nanti nilai ulangan atau PTS dan PAS jelek. Seperti temanku, Cipto, yang kakak iparnya juga mengajar di sekolah kami. Cipto pernah disetrap gara-gara nilainya jelek pas ulangan dadakan.

"Meski kamu adikku ya dihukum, Cip...Cip..." ujar pak Pras di kelas. Cipto sendiri cuek bebek dengan hukuman yang diterimanya. 

Akhirnya sikap Cipto juga kulakukan. Aku cuek saja biarpun diajar sama saudara. Lah mau bagaimana lagi? Kemampuanku ya beda dengan teman lain. Yang penting aku berusaha memperhatikan penjelasan dan bertanya kalau ada pelajaran yang tak kupahami.

**

Anak SMP pastinya sudah mengenal rasa suka pada lawan jenis. Teman-teman cewek juga begitu. Ada yang suka penyiar radio, artis, operator sekolah, dan pak Bowo, si guru baru.

"Ganteng banget, Ra. Rumahnya dekat rumahmu nggak?"

Aku mesam-mesem mendengar pertanyaan Asih yang ngefans berat sama pak Bowo. Saking ngefansnya, Asih juga sering tanya-tanya tentang Toro, adik pak Bowo yang juga adik kelas kami.

"Kok bisa ganteng-ganteng gitu ya, Ra. O em jiiii... Kapan-kapan ajak aku mampir ke rumahnya ya..."

Aku hanya mengiyakan saja permintaan temanku itu.

***

"Alaaaah... kok Toro jadian sama Septa sih..."

Aku mengedikkan bahu saat Asih kecewa karena Toro jadian dengan anak kelas IX juga. Kalau aku sendiri tak kecewa. Hahaha..jelaslah, masa ya harus kecewa. 

Meski begitu, aku merasa aneh. Kok bisa ya yang cewek lebih tua trus jadian sama cowok yang lebih muda.

"Kamu itu nggak paham, Ra. Ibuku juga lebih tua daripada bapakku..."

Aku kaget lagi. Aneh banget bagiku kalau seperti itu. Di otakku berpikir, kalau orang saling suka itu ya yang cowok lebih tua daripada yang cewek.

Ah...entahlah!

Guru baru yang muda memang bisa bikin heboh dan pikiran berbunga-bunga bagi Asih dan Septa. Mungkin saja aku begitu, kalau saja guru barunya bukan saudaraku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun