Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seri Gesang-Sherly: Maafkan Aku, Tersenyumlah Untukku (Lagi)

12 Desember 2018   21:17 Diperbarui: 28 Juli 2019   09:45 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya aku sampai di Rumah Sakit di daerah Karangmojo. Aku bertanya kepada satpam di mana letak ruangan inap Sherly, isteriku.

Perasaanku yang sedari tadi tak karuan semakin merasa bersalah. Bagaimana mungkin aku membuat celaka isteri dan calon babyku. Aku kuatkan diri untuk menemui dan meminta maaf kepada Sherly.

Entah seperti apa dan bagaimana kondisinya. Aku setengah berlari membaca tanda arah menuju ruangan inap Sherly.

Setelah bersusah payah mencari ruang inap Sherly, akhirnya kutemukan juga. Antara lega, merasa bersalah campur aduk. Dadaku berdesir merasakan betapa sakitnya isteriku itu. Dia harus menerima kenyataan pahit akibat perlakuanku. Ya perlakuan suami yang tak mau menerima penjelasan darinya.

Aku masuk ruang inap Sherly yang tak begitu luas. Saat aku masuk, ibuku membujuk Sherly agar mau makan. Sherly bersikeras tak mau. Dia hanya menangis, meratapi dirinya.

Dengan ragu kudekati dirinya. Menyadari kehadiranku ibu menjauhi Sherly. Sherly terpaku begitu melihatku, dengan wajah sembabnya. Ah .. lama tak melihatnya, sekarang kondisinya sangat kuyu. Wajah pucat, tubuh terlihat lebih kurus, mata yang kosong.

Kudekati belahan hatiku. Kucium keningnya. Kudengar tangisnya menjadi-jadi. Meratapi dirinya yang tak bisa menjaga janin, buah cinta kami.

Kupeluk dia. Dalam dekapanku dia terus menangis dan menyesali kondisinya.

"Aku ingin mempertahankan anakku, mas... Aku ingin pulang sekarang. Aku akan merawat dia...", Dia tergugu. Ya aku paham dengan perasaannya. Aku merasa berdosa karena akulah yang menjadi penyebab orang terkasihku menderita.

Dari pesan duda itu aku tahu kalau selepas kudorong Sherly, dia bedrest. Tapi aku tak menyadari kalau Sherly tengah hamil. Dia belum cerita akan hal itu. Emosi menguasai hatiku.

Hatiku menjadi sesak dan sakit melihat betapa terpukulnya Sherly.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun