Mohon tunggu...
Joko Ismuhadi
Joko Ismuhadi Mohon Tunggu... Dosen

Joko Ismuhadi Soewarsono is an academic member of the Association of Tax Centers and Tax Academics of All Indonesia (Pertapsi), Association of Indonesian Legal Experts (Perkahi), an experienced tax audit practitioner with an educational background in a financial diploma program specializing in taxation with his latest education as a doctoral candidate in tax accounting and doctorate in tax law.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Meningkatkan Penerimaan Pajak di Indonesia: Kerangka Kerja Terpadu yang Memanfaatkan STEM, TAE dan CTAS

19 Mei 2025   06:00 Diperbarui: 18 Mei 2025   06:54 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kekuatan sebenarnya dari kerangka kerja yang diusulkan terletak pada dampak sinergis dari pengintegrasian STEM CEL, TAE, dan SAMS dalam infrastruktur CTAS. Pendekatan holistik ini membahas berbagai aspek administrasi perpajakan, mulai dari memberdayakan penegak hukum dengan perangkat canggih hingga menumbuhkan budaya kepatuhan di antara wajib pajak, semuanya dalam lingkungan teknologi yang kuat. Integrasi ini dapat menghasilkan peningkatan signifikan dalam pendapatan perpajakan di Indonesia melalui beberapa mekanisme utama:

Deteksi dan Pencegahan Penghindaran Pajak yang Lebih Efektif: Kecakapan analitis bidang STEM, khususnya analisis data dan forensik digital, dikombinasikan dengan pendekatan terstruktur dari kerangka kerja TAE, memberi otoritas pajak kemampuan yang lebih baik untuk mendeteksi dan mencegah penghindaran pajak secara lebih efektif. Analisis tingkat lanjut dapat mengidentifikasi pola kompleks aktivitas penipuan, sementara forensik digital dapat mengungkap bukti digital yang tersembunyi. TAE menawarkan kerangka kerja matematika untuk mengidentifikasi ketidakkonsistenan dalam pelaporan keuangan yang dapat menandakan penghindaran pajak.

Peningkatan Efisiensi dan Akurasi Proses Administrasi Pajak: Otomatisasi dan alur kerja yang efisien yang difasilitasi oleh CTAS berkontribusi pada proses administrasi pajak yang lebih efisien dan akurat. Dengan mengotomatisasi tugas-tugas rutin dan menyediakan platform terpusat untuk semua aktivitas terkait pajak, CTAS mengurangi beban administratif dan meminimalkan potensi kesalahan dalam pemrosesan pajak dan pemeriksaan kepatuhan.

Peningkatan Kepatuhan Sukarela melalui SAMS yang Mudah Digunakan: SAMS yang tangguh dan mudah digunakan dapat secara signifikan meningkatkan kepatuhan sukarela di antara para wajib pajak. Dengan menyediakan para wajib pajak dengan alat dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menilai sendiri kewajiban pajak mereka secara akurat dan menawarkan umpan balik waktu nyata, SAMS menumbuhkan rasa tanggung jawab dan mendorong kepatuhan yang lebih besar terhadap peraturan pajak.

Alokasi Sumber Daya yang Dioptimalkan untuk Audit dan Penegakan Hukum: Model penilaian risiko yang dikembangkan melalui STEM CEL, yang diinformasikan oleh data dari CTAS dan SAMS, memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih terarah dan efisien untuk audit dan penegakan hukum. Dengan memfokuskan upaya audit pada wajib pajak dan transaksi yang diidentifikasi berisiko tinggi, otoritas pajak dapat memaksimalkan dampak dari sumber daya mereka yang terbatas.

Memperoleh Wawasan yang Lebih Baik tentang Tren Penerimaan Pajak untuk Pembuatan Kebijakan yang Terinformasi: Platform CTAS terintegrasi, yang menggabungkan data dari semua komponen kerangka kerja, memberikan wawasan yang komprehensif dan real-time tentang tren penerimaan pajak. Hal ini memungkinkan pemerintah untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi mengenai kebijakan fiskal, peraturan pajak, dan alokasi sumber daya, yang pada akhirnya berkontribusi pada sistem pajak yang lebih berkelanjutan dan efektif.

Sinergi ini menciptakan pendekatan yang kuat dan komprehensif terhadap administrasi pajak yang menangani berbagai aspek, mulai dari deteksi awal potensi penghindaran hingga menumbuhkan budaya kepatuhan dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya penegakan hukum. Dengan memanfaatkan kekuatan setiap komponen dalam kerangka kerja terintegrasi, Indonesia dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan pengumpulan pendapatan pajaknya.

V. Tantangan dan Peluang Implementasi di Indonesia

Implementasi kerangka kerja terpadu, meskipun memiliki potensi yang signifikan, pasti akan menghadapi beberapa tantangan dan menghadirkan berbagai peluang dalam konteks Indonesia.

Tantangan

Infrastruktur Teknologi: Memastikan kesiapan dan aksesibilitas infrastruktur teknologi yang kuat di seluruh Indonesia, khususnya di daerah pedesaan dan terpencil, akan menjadi krusial bagi keberhasilan penerapan dan pengoperasian CTAS dan komponen-komponen terpadunya. Kesenjangan dalam akses internet dan konektivitas digital dapat menghambat penerapan dan efektivitas sistem secara luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun