Mohon tunggu...
Joko Ismuhadi
Joko Ismuhadi Mohon Tunggu... Dosen

Joko Ismuhadi Soewarsono is an academic member of the Association of Tax Centers and Tax Academics of All Indonesia (Pertapsi), Association of Indonesian Legal Experts (Perkahi), an experienced tax audit practitioner with an educational background in a financial diploma program specializing in taxation with his latest education as a doctoral candidate in tax accounting and doctorate in tax law.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Persamaan Akuntansi Pajak Dr. Joko Ismuhadi: Pendekatan Baru untuk Mendeteksi Penyimpangan Keuangan

4 Mei 2025   07:00 Diperbarui: 3 Mei 2025   12:12 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Revenue -- Expenses = Assets -- Liabilities

Links profitability (Income Statement) with net worth (Balance Sheet).

Revenue = Expenses + Assets -- Liabilities

Emphasizes that income should cover expenses and contribute to net asset value. Highlights a potential inverse relationship between Revenue and Liabilities.

Mathematical Accounting Equation (MAE): Asset = Liability + Equity + {(Revenues -- Expenses) -- Dividend}

Expands the standard accounting equation by explicitly incorporating elements from the income statement and cash flow statement to assess the correlation between reported profits, changes in equity, and dividend declarations. Designed to determine if reported revenues are consistent with the expected increase in a taxpayer's economic capacity.

Aplikasi Praktis: Mendeteksi Penghindaran Pajak dan Penggelapan dengan TAE

Persamaan Akuntansi Pajak (TAE) menawarkan aplikasi praktis dalam mengidentifikasi tanda-tanda bahaya yang mungkin mengindikasikan strategi penghindaran pajak. Misalnya, jika sebuah perusahaan melaporkan pendapatan yang sangat rendah meskipun ada tanda-tanda jelas aktivitas bisnis yang substansial, atau jika perusahaan mengklaim pengeluaran yang luar biasa tinggi yang tampaknya tidak sepadan dengan skala operasinya, sementara pada saat yang sama menunjukkan peningkatan yang tidak dapat dijelaskan dalam basis asetnya, TAE dapat menyoroti ketidakkonsistenan ini. Kerangka kuantitatif ini menandai penyimpangan tersebut dari perilaku keuangan yang diharapkan, yang mendorong otoritas pajak untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Penghindaran pajak sering kali melibatkan kesalahan penyajian angka keuangan untuk meminimalkan kewajiban pajak, dan TAE dirancang untuk membantu mengidentifikasi kesalahan penyajian ini dengan mengungkapkan ketidakseimbangan dalam hubungan mendasar antara pendapatan dan kekayaan bersih.

Lebih jauh, TAE dapat membantu mengungkap manipulasi dan ketidaksesuaian keuangan yang terkait dengan penggelapan. Penggelapan, penyalahgunaan dana, sering kali mengharuskan penyembunyian keuntungan yang tidak sah melalui manipulasi catatan akuntansi. TAE dapat mengungkapkan hubungan terbalik yang tidak biasa dalam pelaporan keuangan, seperti contoh ketika pendapatan dicatat sebagai kewajiban atau beban diperlakukan sebagai aset, yang sering kali difasilitasi melalui penggunaan akun kliring. Jenis anomali akuntansi ini menciptakan ketidakseimbangan dalam kerangka TAE, yang memperingatkan otoritas pajak tentang potensi kesalahan pelaporan yang disengaja yang bertujuan untuk menyembunyikan penggelapan atau kejahatan keuangan lainnya.

Dr. Ismuhadi membayangkan TAE berfungsi sebagai sistem peringatan dini yang berharga bagi otoritas pajak. Dengan menerapkan TAE secara konsisten pada laporan keuangan wajib pajak, otoritas dapat lebih efektif memfokuskan audit dan investigasi mereka pada entitas yang menunjukkan pola keuangan yang menunjukkan penghindaran pajak atau penggelapan. TAE bertindak sebagai mekanisme penyaringan awal, mengidentifikasi anomali yang menyimpang dari norma keuangan yang diharapkan dan dengan demikian mendorong audit atau investigasi yang lebih rinci. Dengan memungkinkan identifikasi dini potensi masalah, otoritas pajak dapat mengoptimalkan alokasi sumber daya yang terbatas dan berpotensi mencegah kerugian pendapatan yang signifikan sebelum terjadi. TAE diakui sebagai alat yang berharga untuk analisis pajak forensik dalam konteks Indonesia, dengan aspirasi bahwa melalui penerapannya dalam berbagai analisis kasus, TAE dapat berkembang menjadi alat standar untuk Analisis Laporan Keuangan Wajib Pajak di berbagai sektor bisnis.

TAE dan Ekonomi Bawah Tanah: Mengungkap Aktivitas Keuangan Tersembunyi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun