#3 Parabola
Di daerah terpencil mungkin parabola menjadi bagian wajib setiap orang (kaya maupun miskin). Tapi bagi daerah kampung yang masih mencium peradaban kota, parabola adalah simbol kekayaan seseorang. Setiap pejalan akan mudah melihat standar kaya dan miskin dari ada tidaknya parabola di rumahnya.
Wajan besar berjaring itu sebagai penanda (radar) kepemilikan kekayaan seseorang, selain juga untuk menghilangkan semut-semut televisi. Selain orang kaya, warga biasa menggunakan antena yang dipasang di pucuk bambu setinggi planet namek dan ditempelkan di samping rumah. Kalau sedang hujan biasanya televisi jadi bruwet atau kepyur atau banyak jerawatnya. Usahanya paling muter ke kanan dan ke kiri mencari titik fokus agar kembali jernih seperti semula.
#4 Pagar Kawat/ Pecahan Kaca
Disebutnya beling, pecahan kaca dari gelas atau piring atau mangkok bersablon ayam jago. Orang kaya kampung biasa memagari sekeliling rumahnya dengan manaruh beling di atas pagarnya. Lebih kaya sedikit biasanya dikasih kawat-kawat latihan perang tentara yang melingkar-lingkar di atas pagar.
Bukan sebagai bentuk estetika desain rumah/ pagar, melainkan sebagai usaha dalam mewaspadai maling yang kedatanganya tidak pernah terjadwal. Harapannya tangan si maling berdarah-darah saat memanjat pagar di malam hari. Namanya juga orang kaya, harus posesif melindungi harta bendanya.
Kalau orang miskin mah bebas. Maling seolah dipersilahkan masuk. Tanpa pagar, tanpa kawat/ pecahan kaca, pintunya malah kadang jarang dikunci. Lha maling di rumah orang miskin mau mencuri apa? Sempak?!
Demikian beberapa ciri rumah orang kaya di kampung sebelum reformasi. Mungkin tidak relevan di zaman sekarang karena tukang rongsokan pun sudah bisa keramik dan meningkat rumah.
Dulu mendefinisikan kekayaan seseorang bisa dengan mudah saat berjalan di depan rumahnya. Kebanyakan orang kaya di kampung selalu menjadi bahan rasan-rasan (gibah) bagi tetangga. Kurang sosialisasi kek, kurang dermawan kek, kurang sembahyang kek, apapun menjadi mudah diperbincangkan. Ya, padahal aslinya iri saja karena tidak mampu dan merasa tidak akan pernah mampu menjadi orang kaya.