Mohon tunggu...
Yuniarto Hendy
Yuniarto Hendy Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Lepas di China Report ASEAN

Youtube: Hendy Yuniarto

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Reuni

15 Maret 2021   18:29 Diperbarui: 15 Maret 2021   18:48 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Reuni (dokpri)

Alun-alun kabupaten juga tak banyak berubah, hanya tulisan Alun Alun dan simbol hati untuk selfie, bertebar di banyak sudut. Kadang malah tak terlihat di mana nilai estetisnya. Saat ini kulihat pedagang kuliner di sekitarnya tambah banyak. Seingatku dulu hanya ada pecel, gudheg, rawon, soto, dan bebek goreng, tetapi sekarang berbagai makanan Jepang, Korea, dan Thailand meramaikan kuliner kabupatenku. Jadilah tempat wisata kuliner kebanggaan masyarakat.

Deretan mobil terparkir sampai beratus meter dari restoran. Sesaat kupikir seperti showroom, malah lebih dari sekedar itu. Berbagai merek mobil tampil, bahkan yang tak pernah kujumpai sebelumnya. Mobil-mobil itu ada yang terparkir rapi, namun juga ada yang terlihat parkir sembarangan, memenuhi jalan sehingga membuat macet jalan.

Beberapa pengendara sepeda motor terlihat jengkel, menggerutu, dan ada yang mengumpat dengan dialek kami yang khas, anjing artinya. Si pengendara lekas turun dan balas memaki, monyet artinya. Kulihat wajahnya tak asing lagi. Dia anak IPA 2 yang dulunya rajin ikut olimpiade matematika, bahkan pernah juara provinsi mewakili sekolah. Ia menggandeng perempuan yang sedang memberikan dot pada anaknya.

Tak jauh darinya keluar seorang perempuan dari mobil putih. Kuingat ingat ia adalah artis di kelas IPS, yang terseksi, digemari dan dikejar banyak murid, juga guru olahraga gosipnya pernah kencan dengannya. Tidak hanya itu, tentara muda dan polisi muda pun tak kalah bersaing. Siapapun itu ku tak pernah menggubris, namun mengapa tetangga belakang rumah juga mengabarkan ia pernah kencan dengan bos tambang pasir desaku. Masalah gossip menggosip telah menjadi ciri khas masyarakat desaku, hanya orang tak normal yang tak peduli gossip.

Kuparkir sepeda motorku di tanah lapang jauh dari deretan parkir mobil. Di acara itu sudah ramai dipenuhi murid-murid sekolahku dan keluarganya. Musik dangdut meramaikan jalannya acara reunian. Dari kejauhan teman-temanku sekelas menyapa dan memanggilku mendekat. Mereka terlihat tidak jauh berbeda dari waktu wisuda kelulusan.

"Kapan kau balik?" tanyanya penasaran.

"Dari dulu nggak berubah ya, tetap kurus", yang lain menyahut.

"Masih kuliah atau kerja di sana? Di negara mana, aku lupa", yang lainnya turut menyambung.

"Kenapa nggak kerja di sini aja to, jauh-jauh kerja di luar, memangnya di sini nggak ada kerjaan yang sama?" tanya seorang yang kukenal baik, seorang atlit lari dan pernah menjuarai kompetisi lari 100 meter seprovinsi. Namun mundur di seleksi kompetisi nasional yang diharapkan pelatih. Saat itu keluarganya lebih menginginkan ia lekas berumah tangga dengan anak kenalan bapaknya. Lelaki itu dianggap mampu menjamin kehidupannya, daripada susah payah berkompetisi.

"Udah punya pacar belum kau ? kalau udah kok nggak dibawa, kalau belum cari atau kucarikan, mau cari yang gimana ?" tanya teman sekelasku yang dulunya sering bolos. Saat ini dia terlihat sukses dengan istri dan tiga anaknya.

"Jangan jangan udah nikah nih.., kok kita nggak diundang? Tanya teman sekelasku yang dulunya suka bercanda, sampai membuat teman lain mulas terpingkal, bahkan sampai saat inipun selera humornya masih terlihat. Ia berdiri menggendong anaknya yang belum genap setahun, menggandeng anaknya yang balita di sampingnya, sedangkan istrinya sedang menyuapi anaknya makan es krim. Rupanya anaknya juga sudah tiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun