Mohon tunggu...
Johan Setiawan
Johan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen Sistem Informasi di Universitas Multimedia Nusantara

Seorang dosen dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Data Analytics, Machine Learning, Deep Learning, Sentiment Analysis, Topik Modeling, ERP, Metodologi Riset Sistem Informasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Hoaks di Tahun Politik: Bagaimana Cara Kita Menghadapinya

16 September 2025   13:22 Diperbarui: 16 September 2025   13:20 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Fenomena Hoaks di Tahun Politik: Bagaimana Cara Kita Menghadapinya?

Di tahun politik, masyarakat Indonesia dihadapkan pada derasnya arus informasi dari berbagai kanal digital. Media sosial, aplikasi perpesanan, hingga forum daring sering menjadi sarana penyebaran hoaks, terutama yang berkaitan dengan isu politik dan pemilu. Hoaks semacam ini biasanya dirancang untuk memengaruhi opini publik, mengarahkan persepsi terhadap kandidat tertentu, atau menurunkan kredibilitas lawan politik. Fenomena ini menunjukkan bahwa hoaks bukan hanya sekadar gangguan informasi, tetapi sudah menjadi strategi komunikasi politik yang berpotensi merusak kualitas demokrasi.

Salah satu ciri khas hoaks di tahun politik adalah kemampuannya menyebar dengan cepat melalui algoritma media sosial yang lebih mengutamakan keterlibatan (engagement) ketimbang kebenaran. Konten provokatif atau sensasional sering lebih mudah viral dibandingkan informasi yang akurat. Akibatnya, masyarakat yang tidak memiliki kemampuan literasi digital yang memadai rentan menjadi korban dan tanpa sadar ikut menyebarkan kabar bohong. Kondisi ini diperparah dengan adanya echo chamber, di mana pengguna hanya terekspos pada informasi yang sejalan dengan pandangan politik mereka, sehingga memperkuat keyakinan meskipun informasi tersebut keliru.

Menghadapi fenomena ini, langkah pertama yang bisa dilakukan masyarakat adalah meningkatkan keterampilan cek fakta. Saat menerima sebuah informasi, penting untuk memverifikasi sumbernya, mencari konfirmasi dari media arus utama, serta menggunakan platform pengecekan fakta independen yang sudah tersedia di Indonesia. Selain itu, masyarakat perlu membiasakan diri membaca secara kritis, tidak hanya terpaku pada judul yang sensasional. Pendidikan literasi digital di sekolah dan kampus juga harus diperkuat agar generasi muda terbiasa menghadapi banjir informasi dengan sikap kritis.

Di sisi lain, peran pemerintah dan platform media sosial juga sangat penting. Pemerintah melalui lembaga terkait dapat bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil untuk memperluas kampanye anti-hoaks dan menyediakan saluran pelaporan yang mudah diakses. Sementara itu, platform digital diharapkan lebih proaktif dalam mengidentifikasi dan menurunkan konten berbahaya yang terbukti mengandung hoaks. Sinergi ini diperlukan agar ruang digital di tahun politik tetap sehat dan masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap proses demokrasi.

Dengan kolaborasi antara masyarakat, akademisi, pemerintah, dan perusahaan teknologi, dampak hoaks politik bisa diminimalisir. Demokrasi yang sehat membutuhkan pemilih yang cerdas, mampu membedakan fakta dari manipulasi, dan berpartisipasi aktif dengan informasi yang benar. Tahun politik seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat literasi digital dan meneguhkan komitmen bersama dalam menjaga kualitas demokrasi Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun