Mohon tunggu...
Johan G.M Pardede
Johan G.M Pardede Mohon Tunggu... Lainnya - Asliii

Selalu memandang masalah secara objektif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Preman Pensiun, Emang Bisa?

30 Juni 2020   14:14 Diperbarui: 30 Juni 2020   14:22 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh sebabnya para preman tua sadar sendiri akan eksistensinya dan perlahan menanggalkan atribut kepremanannya. Sebab jika dia tetap mempertahankan eksistensi kepremananya mereka akan diserbu oleh golongan yang lebih muda. Ibarat kata pepatah tidak boleh ada dua harimau di satu gunung yang sama. Dengan pensiun dengan kesadaran sendiri tanpa mesti diserbu akan membuat dirinya terlihat "berharga diri" dan tidak akan menimbulkan kerugian akibat serbuan para preman muda.

Ketiga: Memiliki kemampuan finasial atau setidaknya cara mendapatkan finansial

Tak dapat dipungkiri bahwa uanglah yang menjadi tujuan para preman. Uang itu bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhannya tanpa mesti harus "sia-sia" mengikuti kegiatan persekolahan. Maka dengan cara pintas ia akan terjun ke dunia premanisme.

Di situ akan terpampang jelas akan limpahan duit yang bisa diperoleh dengan perkara "mudah". Hanya bermodalkan nyali dan sifat rela mati demi negara uang bergeluyuran di hadapannya. Tapi yaitu, uang yang diperolehnya akan dipergunakan sebagai modal awal berbisnis.

Bisnis yang dijalankan, perlahan akan dapat memperanakkan uang kembali. Entah berbisnis makanan atau menjadi penyalur tenaga keamanan. Dengan memiliki kemampuan finansial itu atau insting bisnis memperoleh uang itu akan membuat dirinya pensiun meninggalkan dunia hitam.

Tapi yang pasti usia akan bertambah dan tenaga berkurang. Gunakan waktumu sebaik mungkin belajar agar tidak menjadi sosok yang menakutkan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun