Di sebuah kampung ada seorang pemuda, namanya Dolah Dolah menaruh hati pada seorang wanita shalehah bernama Rabumah. Tapi si Dolah tidak tau bagaimana caranya agar bisa mendekati si Rabumah. Jangankan bincang-bincang, bertemu saja sulit. Ini karena Rabumah adalah anak seorang Ulama (Tengku/Kyai) yang sangat disegani di kampung itu, sehingga orang menaruh hormat dan sangat segan kepadanya.
Sang Kyai tidak mengizinkan putrinya untuk bergaul bebas atau berpacaran. Satu-satunya jalan untuk mendapatkan putrinya adalah dengan langsung melamarnya. Itu pun dengan syarat yang ditetapkan oleh si Kyai ini, yakni calon suaminya harus menguasai kitab Ta'lim Muta'allimin karya Syekh Burhanuddin Az-Zurjani.
Banyak pemuda yang berhasrat melamar putrinya yang cantik dan shalehah itu, tapi karena persyaratannya berat, lalu mundur dengan teratur. Si Dolah juga demikian, apalagi dia hanya lulusan S1 fakultas teknik, nggak nyambung dengan kitab pesantren. Tapi keinginannya untuk melamar putri si Kyai tidak ciut. Dia yakin pasti ada cara untuk mendapatkannya.
 Dalam suasana agak bingung ini, berjumpalah dia dengan salah seorang teman karib dulu waktu kecil yang  sering dipanggilnya Otol. Temannya ini kebetulan lulusan pesantren ternama dan sudah menjadi ustadz. 'wah pas kali, aku bisa belajar kitab dengan kamu', katanya sambil menceritakan tujuan ingin melamar putri sang Kyai.
'Kalau tujuanmu hanya ingin memenuhi syarat itu saja, aku punya cara yang ringkas bagaimana caranya cepat menguasai kitab yang kamu maksud', kata temannya. 'Bagaimana caranya', si Dolah penasaran. Temannya lalu membisikkan; 'aku punya do'a bagaimana supaya kamu cepat ingat kalau menghafal kitab itu, dan aku akan berikan, pokoknya dijamin kamu pasti bisa dengan cepat menguasainya'. Dolah seakan tidak percaya; 'ini betul Tol?' Temannya menimpali; 'Ya betullah, saya kan tidak pernah bercanda'.
Singkat cerita do'a itu diajarkan dan si Dolah mengamalkannya. Memang terbukti dalam tempo sekitar seminggu, Dolah dapat menguasai kitab itu dengan mudah. Dolah kesenangan dan ingin cepat-cepat mempersiapkan diri untuk melamar putri sang Kyai dengan syarat yang sudah dikuasainya.
Bismillah, dengan gagah Dolah mengajak sang Ibu untuk pergi ke rumah Kyai untuk melamar si Rabumah. Asslamu'alaikum, lalu dijawab dari dalam; 'walaikum salam', kebetulan Kyainya ada di rumah. Setelah bersalaman lalu Dolah dan si Ibu dipersilahkan duduk. Sebagai juru bicara, ibunya pun mengutarakan keinginan anaknya untuk melamar si Rabumah. Silahkan kata Kyai tapi dengan syarat yang saya tetapkan dan mungkin kamu sudah tau, katanya pada si Dolah.
Sang Kyai tanya; 'kamu dulu di pesantren mana? 'eh anu Pak, bukan saya Cuma lulusan S1 Teknik Sipil' kata Dolah dengan rasa gugup. Memang bisa baca kitab kuning? 'Insya Allah Yai, bisa', jawab Dolah. 'Kalau begitu siap-siap saya uji', tambah Kyai.
Dolah pun siap-siap, tidak sabar ingin diuji. Tapi apa yang terjadi? Sang Kyai sama sekali tidak mempersilahkannya membaca kita Ta'lim, tapi kitab al-Jurumiyah. Keringat dingin Dolah mulai keluar karena dia sama sekali tidak pernah belajar kitab ini, padahal kalau di pesantren ini adalah kitab dasarnya.
Dolah berkata dengan nada gemetar; 'Maaf Yai, saya tidak bisa, kecuali kitab Ta'lim Muta'allimin'. Sang Kyai heran, kok Ta'limnya dikuasai sementara al-Jurumiyahnya tidak. Akhirnya Dolah pun berterus terang kepada si Kyai bagaimana dia sampai seperti itu, karena keinginannya ingin mempersunting si Rabumah. Sang Kyai tidak marah, malahan senyum melihat tingkah si Dolah yang polos. Sang Kyai tau betul kalau si Dolah anak yang baik.
Sang Kyai pun kemudian memberikan beberapa nasehat dan hikmah pada si Dolah. Pertama, nak untuk memperoleh sesuatu yang kita inginkan itu semua harus berproses, tidak bisa sin salabin, didapatkan begitu saja. Kedua, ilmu yang kamu dapat dengan cara seperti itu, tentu tidak kamu pahami apa maksud dan tujuannya. Lagi pula ilmu itu bukan untuk dihafal, tapi dipahami, dihayati, dan diamalkan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Ketiga, taukah kamu kenapa aku menetapkan kitab Ta'lim sebagai syarat untuk melamar putriku? Sebenarnya aku bukan mencari sosok calon suami yang cerdas untuk anakku, tetapi orang yang jujur dan bertanggung jawab. Kamu tau apakah isi kitab Ta'lim itu? Tidak lain adalah tentang akhlak. Jadi aku bukan menginginkan sosok suami yang berilmu bagi anakku, tapi orang yang beradab dan berakhlak mulia.
Si Dolah hanya bisa menunduk mendengar nasehat hikmah itu. Demikian si ibu yang tidak berkata apa-apa lagi. Si Dolah menyadari betul kalau dirinya terbius ambisi, lalu menggunakan cara yang tidak lazim mewujudkan ambisinya. Nasehat hikmah itu seperti kayu besar yang menimpa ke tubuhnya. Akhirnya si Dolah memohon maaf atas kelancangannya dan bertekad akan menjalani nasehat yang diberikan oleh sang Kyai. Satu hal yang dia mohon pada sang Kyai agar mengizinkannya untuk belajar bersama beliau. Lalu si Kyai pun menyanggupi untuk membimbing si Dolah.
Setelah hampir satu tahun berlalu, sang Kyai melihat keseriusan si Dolah dalam belajar ilmu agama, terutama ilmu hikmah dan kitab kuning. Dia ikuti semua apa yang diarahkan oleh sang Kyai. Hingga suatu saat, Dolah dipanggil sang Kyai, memberitahukan bahwa putrinya akan segera dia nikahkan dengan seseorang.Â
Dan Kyai juga meminta si Dolah agar segera menikah dengan calon yang dipilih oleh Kyai. Dalam hati si Dolah berucap; alangkah beruntungnya orang yang bisa mendapatkan Rabumah, putri sang Kyai. Namun dia juga ikhlas jika dijodohkan dengan wanita lain, mungkin menurut Kyai itu yang terbaik.
Saat hari pernikahan tiba, Dolah sudah siap-siap menghadapi akad nikah. Dia penasaran seperti apa wanita yang mendampinginya. Tapi malu bertanya pada Sang Kyai. Pas menjelang akad Nikah, sang Kyai bertanya pada Dolah, 'bagaimana, sudah siap?' Insya Allah Yai. 'kamu penasaran kan siapa yang menjadi calon istrimu?' 'ya Yai', jawab Dolah.Â
'Agar kamu puas dan tidak menduga-duga, maka aku tunjukkan dulu calon istrimu. Dia adalah Rabumah yang dulu pernah kamu lamar'. 'Yai, jadi....'. belum habis Dolah bicara langsung dipotong; 'sudah, sekarang apakah kamu bersedia?' tanya Kyai. Dengan perasaan senang hati dan berdebar-debar, Dolah menjawab dengan agak gugup; 'insya Allah, siap Yai'. Akhirnya si Dolah pun mempersunting Rabumah. Wanita shalihah pujaannya. Inilah kisah perjodohan antara Dolah dan Rabumah. Ya. Asmara kitab kuning.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI