Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Detoks Dapur Anda

18 September 2021   13:59 Diperbarui: 18 September 2021   14:13 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Planet Mindful, July - August 2021, hlm. 56-57.

Pengujian menunjukkan bahwa jejak pestisida ada dalam sekitar setengah dari semua buah dan sayuran di Inggris.

Selama bertahun-tahun, dapur kita dipenuhi dengan toksin-toksin tersembunyi, dari pestisida pada buah dan sayuran hingga ke plastik tempat kita menyimpan buah dan sayuran itu. Kita tidak selalu memperhatikan efek toksin-toksin ini pada diri kita sendiri dan lingkungan, tetapi banyak bahan kimia tersembunyi dalam lemari kita yang telah dikaitkan dengan masalah-masalah kulit, alergi, dan inflamasi.

Senyawa-senyawa ftalat yang ditemukan dalam plastik, misalnya, sering berpotensi menjadi pendisrupsi endokrin. Ini berarti bahwa paparan yang terlalu lama bisa mengubah keseimbangan hormonal dalam tubuh, membuka pintu ke berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, masalah reproduksi dan bahkan kanker.

Bahan-bahan kimia ini juga mencemari sungai-sungai kita, bahkan sebelum kita memperhitungkan kemasan plastik yang mengandung bahan-bahan kimia ini, yang sebagian besar tidak didaur ulang atau tidak bisa didaur ulang.

Beberapa orang mengatakan ini adalah salah satu masalah yang paling penting, namun diabaikan, di zaman kita. Untungnya, para peritel menyadari hal ini dan menghasilkan produk-produk alternatif yang ramah lingkungan dan bebas toksin yang bisa Anda masukkan secara bertahap ke dalam hidup Anda.

Masalah dengan Plastik
Tidak mengherankan bahwa plastik adalah polutan nomor satu, yang terdapat di hampir semua rumah tangga di seluruh dunia, tetapi sulit untuk menyalahkan orang-orang yang menggunakan plastik secara umum. Plastik ringan, lebih mudah disimpan, dan lebih murah daripada kebanyakan plastik ramah lingkungan.

Namun, semua ini ada harganya, wadah makanan, gelas, botol, dan piring plastik bisa melepaskan bahan-bahan kimia berbahaya ke dalam makanan dan minuman Anda. Beberapa bahan kimia ini telah dikaitkan dengan kelainan metabolisme, masalah kulit, penurunan kesuburan, dan banyak lagi.

Dan, seolah-olah itu tidak cukup, paparan panas cenderung menimbulkan akibat yang jauh lebih buruk. Jadi, jika Anda terbiasa menggunakan microwave utuk memanaskan sisa makanan semalam dalam wadah plastik, Anda mungkin perlu memikirkan kembali strategi Anda. Selain itu, plastik juga sangat berbahaya bagi lingkungan, dengan rata-rata botol plastik yang membutuhkan waktu minimal 450 tahun untuk terurai sepenuhnya.

Alih-alih membeli peralatan makan dari plastik, pilihlah bambu, baja tahan karat atau batok kelapa, dan untuk penyimpanan, pilih toples kaca, mangkuk dan keranjang bambu dan jerami, atau tas katun.

Larutan Pembersih
Kebanyakan larutan pembersih yang dibeli di toko mengandung sederetan toksin. Pergilah ke dapur Anda, ambil produk pembersih pertama yang Anda lihat dan perhatikan labelnya. Dijamin Anda akan menemukan setidaknya beberapa bahan kimia. Lagi pula, mengapa ada begitu banyak peringatan pada label jika larutan-larutan pembersih itu benar-benar aman? Cobalah beralih ke solusi alami sebagai gantinya. Cek eco-blogger Madeliene Olivier untuk beberapa resep mudah (madeleineolivia.co.uk) yang memanfaatkan kekuatan bahan-bahan seperti Natrium bikarbonat, cuka, dan lemon.

Buah dan Sayuran
Hampir 400 jenis pestisida yang berbeda digunakan dalam pertanian non-organik, dan Jaringan Aksi Pestisida (Pesticide Action Network: pan-uk.org) telah menyuarakan keprihatinan tentang efek jangka panjang dari mengonsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan kimia ini, terutama ketika dicampur bersama (yang disebut "Efek koktail").

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun