Dengan mengaitkan kerja melatonin dengan definisi tidur, tampak bahwa kurangnya melatonin bisa mengganggu sistem retikulo-hipotalamus yang mengatur tidur pada waktunya itu.
Mengatasi Kelainan Tidur
Dalam artikel saya: Meningkatkan Kualitas Tidur, telah dijelaskan bahwa kualitas tidur bisa ditingkatkan dengan meningkatkan melatonin, sebuah hormon yang mengatur ritme sirkadian (pola harian yang menentukan kapan waktu tidur dan waktu bangun). Produksi melatonin yang tidak cukup bisa mempengaruhi kualitas tidur, membuat Anda lebih sulit untuk tertidur atau tetap tertidur, jadi melatonin bisa menjadi pedang bermata dua.
Faktor-faktor yang menurunkan melatonin:
- Paparan cahaya biru dari layar komputer atau lampu LED.
- Kekurangan zat gizi, misalnya vitamin B6, folat, Magnesium, dan seng.
- Kafein. Kafein memiliki waktu paruh 6 hingga 7 jam, jadi jika Anda kesulitan tidur, yang terbaik adalah menghindari kafein setelah makan siang. Kopi, teh, minuman ringan, minuman energi, coklat dan beberapa obat flu dan pilek semuanya mengandung kafein.
- Alkohol. Alkohol bisa secara signifikan mempengaruhi kualitas tidur Anda, menyebabkan Anda bangun pada waktu yang tidak tepat dan meningkatkan kekerapan ke kamar mandi karena efek diuretiknya.
- Obat-obatan tertentu, misalnya betabloker dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Dengan memahami penyebab kelainan tidur, kita bisa melakukan antisipasi yang diperlukan.
Yang jadi pertanyaan saya sampai sekarang apakah depresi periodik fisiologik dalam definisi tidur bisa digeser dan jam tidur yang cukup bisa ditambah atau dikurangi. Dulu saya pernah mendengar tentang Margaret Tatcher sang Iron Lady yang pernah menjadi Perdana Menteri Inggris memiliki kebiasaan hanya tidur beberapa jam dalam sehari semalam sejak dia masih berkuliah.
Selain mengatasi penyebab-penyebab kelainan tidur yang disebutkan di atas, sekarang ada 1 pilihan tambahan, yaitu latihan mindfulness yang berfokus pada "menjadi" ("being") ketimbang "melakukan" ("doing"). Lihat berbagai artikel saya tentang mindfulness, misalnya: Mindfulness: Pikiran Melakukan dan Pikiran Menjadi.
Pada dasarnya setiap orang perlu tidur tepat waktu dan jumlah jam tidur yang sesuai dengan usia, tapi terlepas dari itu, yang lebih penting adalah kualitas tidur itu sendiri.
Jonggol, 13 September 2021
Johan Japardi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI