Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kata Pinjaman Indonesia dalam Bahasa Belanda

18 Agustus 2021   05:42 Diperbarui: 18 Agustus 2021   07:21 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kroepoek. Sumber: http://cahaya-kencana.com/wp-content/uploads/2016/03/Screen-Shot-2016-01-11-at-2.23.jpg

Kata Kroepoek digunakan pada kemasan produk ini untuk memberikan kesan bahasa Belanda, padahal kroepoek diadaptasi orang Belanda dari kata Indonesia, kerupuk.

Jika ada bangsa di dunia ini yang sampai sekarang masih menggunakan fonem lama "oe" untuk "u," mereka adalah bangsa Belanda. Ini tidak jadi masalah karena oe sudah biasa mereka gunakan sejak zaman dahulu.

Oe inilah yang pada zaman kolonial diintroduksi ke dalam bahasa Indonesia, dalam ejaan lama atau yang kita kenal sebagai ejaan van* Ophuysen.

*van dalam nama orang bermakna "oleh," atau "anak dari," sebuah selera humor Belanda yang menggunakan kata ini untuk menggambarkan seseorang itu "dibuat oleh," "anak dari," atau "berasal dari"...... ayahnya. Saya melihat ada banyak ketidaktertiban berupa kapitalisasi "van" menjadi "Van" yang sebenarnya tidak boleh dilakukan, kecuali jika berada di awal kalimat. Yang lebih melenceng adalah menghilangkan "van" dari nama orang, misalnya "van der Tuuk" ditulis "der Tuuk" atau malah "Der Tuuk."

Prof. Charles van Ophuijsen adalah seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda, yang pernah menjadi inspektur sekolah di maktab perguruan Bukittinggi, Sumatera Barat, kemudian menjadi profesor bahasa Melayu di Universitas Leiden, Belanda.

Pada 1901, van Ophuijsen melakukan pembakuan ejaan bahasa Indonesia yang pertama kali, dibantu oleh Nawawi Soetan Makmoer dan Moh. Taib Sultan Ibrahim. Hasil pembakuan mereka yang dikenal dengan ejaan van Ophuijsen ditulis dalam sebuah buku berjudul "Kitab Logat Melajoe." Dalam kitab itu dimuat sistem ejaan Latin untuk bahasa Melayu di Indonesia.

Setelah menerbitkan Kitab Logat Melajoe, van Ophuijsen kemudian menerbitkan Maleische Spraakkunst (1910). Buku ini kemudian diterjemahkan oleh T.W. Kamil dengan judul Tata Bahasa Melayu dan menjadi panduan bagi pemakai bahasa Melayu di Indonesia.


Nah, van Ophuysen inilah orang yang memasukkan fonem "oe" ke dalam bahasa Indonesia. Perhatikan bahwa sebelum Sumpah Pemuda pada 1928, bahasa Indonesia masih disebut bahasa Melayu.

Kita sekarang sudah menggunakan Ejaan yang Disempurnakan (EyD), tidak ada lagi fonem atau vokal "oe," karena sudah diganti menjadi "u" yang lebih sederhana. Akan tetapi bagaimana dengan bahasa Belanda sendiri? (lihat penjelasan di atas).

"Oe" tetap digunakan oleh orang Belanda, termasuk dalam kata-kata yang dipinjam dari bahasa Indonesia.

Catatan:
1. Saya selalu mengatakan bahwa tiap bahasa memiliki keunikan tersendiri, tak eloklah kalau menganggap bahasa yang satu lebih unggul daripada pada bahasa yang lain.

2. Saya menggunakan istilah adopsi (pungut) untuk kata yang berasal dari bahasa asing, adaptasi (penyesuaian) untuk pengubahan kata yang diadopsi itu sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, misalnya ketika kita mengadopsi kata "computer" dari bahasa Inggris, kata itu diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia menjadi "komputer." "Komputer" menjadi sebuah "kata pinjaman" bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia (English loanword in Indonesian). Pinjam meminjam kata di antara berbagai bahasa merupakan hal yang lumrah, yang pada gilirannya memperkaya perbendaharaan kata dari bahasa-bahasa yang meminjam kata.

Ada ribuan kata pinjaman bahasa Belanda dalam bahasa Indonesia. Bagaimana dengan bahasa Belanda sendiri, apakah pernah meminjam dari kata berbahasa Indonesia (Melayu)?

Ya, tetapi hanya dalam bilangan ratusan, dan beberapa ahli etimologi Belanda sudah pernah mendata kata-kata itu, antara lain: J. Vercoullie pada 1898, dan Marlies Philippa, Frans Debrabandere, dan Arend Quak pada 2003.

Enne Koops dalam artikelnya bertanggal 20 Mei 2021, Top 50-Nederlandse woorden uit het Maleis en Indonesisch (Top 50-Kata-kata Belanda dari Melayu & Indonesia) mencatat ada 109 kata Melayu atau Indonesia dan 3 kata Jawa dipinjam ke dalam bahasa Belanda, menempatkan bahasa Indonesia di peringkat ke-7 dalam hal kata pinjaman.

Banyak kata-kata Melayu dan Indonesia yang dijadikan jargon kapal melalui personel pelaut dan musafir VOC, yang lalu berakhir dalam kamus bahasa Belanda.

Sebagian besar kata pinjaman Indonesia, 39 di antaranya, masuk ke dalam bahasa Belanda pada abad ke-19. Pada masa itu kehadiran Belanda di Hindia Belanda paling intensif. Akan tetapi, pada abad ke-20 juga, jumlah kata pinjaman itu cukup besar: 18 kata sebelum 1950 dan 10 sesudah 1950.

Pengaruh Belanda terhadap Melayu-Indonesia jauh lebih besar. Ada sekitar 8.000 kata dalam bahasa Indonesia yang dipinjam dari bahasa Belanda. Contoh yang baik adalah senapan, yang berasal dari 'snaphaan' dan cukup umum digunakan dalam bahasa Indonesia. Contoh-contoh lainnya adalah asbak, knalpot, spanduk (spandoek), mesin (machine), kantor (kantoor), buku (boek), kulkas (koelkast), dll.

Tambahan (keterangan lihat Addendum pascatayang):
Perlop atau cuti (verlof), perlop berbayar atau cuti berbayar (betaald verlof), bertukar cincin dalam bahasa Belanda disebut verlovingsring (cincin tunangan) yang dulu juga diadaptasi menjadi cincin perlop, sekarang tidak lagi tercantum dalam KBBI.

Tapi bagaimana pengaruh yang justru sebaliknya, dari Melayu-Indonesia ke Belanda? Berikut saya sajikan kata-kata pinjaman yang telah saya kumpulkan, yang jika kita bandingkan dengan Eyd, masih terlihat penggunaan "oe" dalam bahasa Belanda, padahal sudah kita tinggalkan.

amok - amuk.
amper - hampir.
aren - aren.

babi pangang - babi panggang.
banjeren - membanjiri.

bakkeleien
Ada yang bisa menebak makna kata ini? Dilihat dari akhiran "en," ini adalah sebuah kata kerja, atau kata benda jamak (bandingkan dengan contoh-contoh lain). Bakkeleien diadaptasi dari kata "berkelahi."

bazar - pasar.
Kata "pasar" kita adaptasi dari bahasa Belanda "passer," misalnya "Passer Baroe" menjadi "Pasar Baru." Orang Belanda malah mengadaptasi kata "pasar" menjadi bazar, sehingga semakin kayalah perbendaharaan kata kita semua.

beri-beri - biri-biri, kambing yang berbulu tebal dan ikal, domba.
branie - berani.

gingang - genggang atau ginggang, kain tenun biasa bercorak kotak-kotak atau garis-garis yang dibuat dari benang katun celup atau benang campuran.  Gingang didaptasi lebih lanjut ke dalam bahasa Inggris: gingham. Bahasa Indonesia sungguh luar biasa.

gladjakker - geladak.
goeroe - guru.

jonk - junk.

kakketoe atau kaketoe - kakatua.
kakkies - kaki (jamak).
karbouw - kerbau.
kasuaris - kasuari.
ketjap - kecap
klamboe - kelambu.
klapperen - mengepakkan (sayap).
klewang - kelewang.

kongsi - kongsi.
Kata kongsi sendiri kita adaptasi dari dialek Hokkien kongsi (Mandarin: gongsi) yang bermakna perusahaan.

kris - keris.

kroepoek - kerupuk.
Dalam bahasa Belanda sendiri sudah ada kata garnalenkrokante yang bermakna kerupuk, saya menduga bahwa adaptasi kerupuk menjadi kroepoek untuk menegaskan bahwa yang dimaksud adalah kerupuk Indonesia.

loempia - lumpia.
Kata lumpia sendiri kita adaptasi dari dialek Hokkien, "lunpia" (Mandarin "runbing")

mango - mangga.

mataglap - gelap mata.
Mataglap dan soesa (lihat di bawah) tertulis dalam buku Multatuli yang terkenal, Max Havelaar (1859).

moeson - musim.

nasi - nasi.
negerij - negeri.

oorlam - singkatan dari orang lama.
orang oetan - orang utan.

pakkiean - pakaian.
passagieren - pesisir.
patjakker - pembajak.
piekeren - berpikir, pikiran.
pienter - pintar.
pinang - pinang.
pisang - pisang.
plopper - pelopor.
prauw - prau/perahu.

rampokken - merampok, perampok-perampok.

rimboe - rimbu/rimba.
Dulu kata rimbu adalah kata Melayu yang baku, sekarang yang baku adalah rimba.

sago - sagu.
sambal - sambal.
sarong - sarung.

sate - sate.
Sate atau satai sendiri kita adaptasi dari bahasa Tamil, lihat artikel saya: 7 Nama Masakan Berasal-usul Bahasa Tamil.

senang - senang.
slendangs - selendang.
soebatten - bersahabat, sahabat-sahabat.
strootje - cerutu.
soesa - susah.

tabee - tabe/tabik (salam)
tang - setan(g), jahat.
tank - tanki/tangki.
tempo doeloe- tempo dulu

toko - toko
Toko kita adaptasi dari dialek Hokkien toko. Saya pernah membaca bahwa kata tuku  (membeli) dalam bahasa Jawa juga berakar pada kata toko.

totok - totok, imigran China.

Kepustakaan:
1. Vercoullie, J., Beknopt Etymologisch Woordenboek der Nederlandsche Taal, Edisi ke-2yang Diperbaiki dan Sangat Diperluas, Martinus Nijhoff, s-Gravenhage,* 1898.
*Den Haag.
2. Philippa, Marlies,  Debrabandere, Frans, dan Quak, Arend, Etymologisch woordenboek van het Nederlands, Amsterdam University Press, 2003.
3. Diary Johan Japardi.
4. Berbagai sumber daring.

Addendum pascatayang:
Seperti diuraikan di atas, kebalikan dari bahasan artikel ini, yaitu kata pinjaman Belanda dalam bahasa Indonesia, ada sekitar 8.000, dan itu bukan cakupan artikel ini.

Namum seorang rekanda Kompasianer, Meneer Sirpa, mungkin me-retrieve dari memori masa lampau beliau, mengungkit sebuah kata, perlop. Jadi saya tambahkanlah kata itu dalam artikel ini. Sedangkan tukar cincin yang disinggung oleh Meneer Sirpa, secara rancu juga disebut perlop dalam bahasa Indonesia.

Jonggol, 18 Agustus 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun