Mohon tunggu...
Johan Japardi
Johan Japardi Mohon Tunggu... Penerjemah - Penerjemah, epikur, saintis, pemerhati bahasa, poliglot, pengelana, dsb.

Lulus S1 Farmasi FMIPA USU 1994, Apoteker USU 1995, sudah menerbitkan 3 buku terjemahan (semuanya via Gramedia): Power of Positive Doing, Road to a Happier Marriage, dan Mitos dan Legenda China.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fisika untuk Hiburan 46 (Cahaya): Manusia Tidak Kasat Mata

4 Agustus 2021   23:46 Diperbarui: 4 Agustus 2021   23:58 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film The Invincible Man (Manusia Tidak Kasat Mata) tahun 2020. Sumber: https://cinema2cinema.com/

Dalam karyanya, Ruslan dan Ludmila, penyair terkenal Rusia Alexander Pushkin memberikan uraian klasik tentang topi ajaib dalam sebuah legenda tua tentang yang membuat pemakainya tidak kasat mata.

Manusia Tidak Kasat Mata
Dalam novel The Invisible Man (Manusia Tidak Kasat Mata), H.G. Wells ingin kita percaya bahwa sangat mungkin untuk membuat diri kita tidak kasat mata. Griffin,* tokoh fiksional utama dalam novel itu, yang oleh Wells disebut sebagai fisikawan paling brilian yang pernah dikenal dunia, menemukan cara untuk membuat tubuh manusia tidak kasat mata.

*Griffin melakukan penelitian dalam bidang optik dan eksperimen untuk mengubah indeks bias tubuh manusia menjadi indeks bias udara, sehingga menjadi tidak kasat mata.

Catatan:
Sebuah film pada 2020 diberi judul yang sama dengan novel H.G. Wells pada 1897 (124 tahun yang lalu).

Dalam bagian berikut Griffin menjelaskan metodenya kepada seorang kenalannya, Dr. Kemp:
" ... visibilitas tergantung pada kerja benda-benda yang kasat mata pada cahaya....
Anda tahu betul bahwa tubuh menyerap cahaya, atau memantulkan atau membiaskannya. Jika tidak memantulkan atau membiaskan atau menyerap cahaya, maka tubuh tidak kasat mata.

Misalnya Anda melihat sebuah kotak merah buram, karena warna itu menyerap sebagian cahaya dan memantulkan sisanya, yaitu semua bagian merah dari cahaya. Jika tidak menyerap bagian tertentu dari cahaya tetapi memantulkan semuanya, maka kotak itu berwarna putih bersinar.

Permukaan sebuah kotak perhiasan dari perak tidak akan menyerap maupun memantulkan cahaya, tetapi hanya di bagian tertentu, sehingga Anda bisa melihat tampilan cemerlang dari pantulan dan tembus cahaya (translusensi) yang berkedip.

Ini seperti sebuah kerangka cahaya. Sebuah kotak kaca tidak akan begitu cemerlang, tidak begitu jelas terlihat dibandingkan kotak perak, karena lebih sedikit pembiasan dan pemantulan... jika Anda memasukkan sekeping kaca biasa ke dalam air, terlebih lagi jika Anda memasukkannya ke dalam cairan yang lebih rapat daripada air, kaca itu akan menghilang, karena cahaya yang lewat dari air ke kaca hanya sedikit yang dibiaskan atau dipantulkan. Kaca itu menjadi tidak kasat mata seperti semburan gas batubara atau hidrogen di udara."

"Ya," kata Kemp, "itu jelas demikian. Setiap siswa sekolah saat ini tahu semua itu."

"Dan Kemp, inilah fakta lain yang diketahui oleh siswa sekolah mana pun. Jika sekeping kaca dihancurkan dan digerus menjadi bubuk, ia menjadi lebih kasat mata saat berada di udara, karena akhirnya akan menjadi bubuk putih buram. Ini karena penggerusan melipatgandakan permukaan kaca tempat terjadinya pembiasan dan pemantulan. Dalam kepingan kaca hanya ada 2 permukaan, tetapi dalam bubuk kaca cahaya dipantulkan atau dibiaskan oleh setiap butir bubuk yang dilewatinya, dan sangat sedikit yang menembus bubuk itu.

Tetapi bubuk kaca itu segera menghilang jika dimasukkan ke dalam air. Bubuk kaca dan air memiliki indeks bias yang hampir sama, sehingga cahaya mengalami pembiasan atau pemantulan yang sangat sedikit ketika melewati bubuk kaca ke air.

Jadi, karena Anda bisa membuat bubuk kaca tidak kasat mata dengan memasukkannya ke dalam cairan dengan indeks bias yang hampir sama, Anda bisa juga membuat benda transparan lain menjadi tidak kasat mata jika Anda memasukkannya ke dalam media apa pun yang memiliki indeks bias yang hampir sama.

Anda juga bisa melihat bahwa bubuk kaca bisa dibuat lenyap di udara, jika indeks biasnya bisa dibuat sama dengan indeks bias udara."

"Ya, ya," kata Kemp, "tapi manusia bukan bubuk kaca!"

"Ya," kata Griffin, "bahkan manusia lebih transparan!"

"Omong kosong!"

"Anda seorang dokter, mengapa Anda bisa berkata demikian? Apakah Anda sudah melupakan ilmu fisika Anda dalam 10 tahun? (Bayangkan saja semua benda yang transparan tapi tampaknya tidak demikian!) Kertas, misalnya, terbuat dari serat transparan, dan kertas terlihat putih dan buram hanya karena alasan yang sama dengan bubuk kaca berwarna putih dan buram. Celah antara partikel-partikel serat kertas minyak berwarna putih diisi dengan minyak sehingga  tidak ada lagi pembiasan atau refleksi, kecuali di permukaan, dan menjadi transparan seperti kaca. Bukan hanya kertas, tetapi serat kapas, serat linen, serat wol, serat kayu, tulang, otot, rambut, kuku, saraf, seluruh tubuh manusia, kecuali sel darah merah dan pigmen rambut, semuanya terbuat dari jaringan yang transparan dan tidak berwarna sehingga hanya sehingga cukup untuk membuat kita tidak kasat mata.... "'

Pembuktian dilakukan dengan transparansi yang cukup besar dari jaringan hewan albino yang tidak berbulu (jaringan hewan ini benar-benar tanpa pigmen).

Seorang ahli zoologi yang kebetulan mengambil katak albino di dekat Detskoye Selo pada musim panas 1934, menguraikannya sebagai berikut:
"Kulit tipis dan jaringan otot katak albino adalah transparan dan Anda bisa melihat kerangka dan organ visceral melalui kulit dan jaringan otot itu. Kontraksi otot jantung dan gerakan usus terutama terlihat jelas melalui perut."

Griffin menemukan cara membuat semua jaringan tubuh manusia dan bahkan pigmennya menjadi transparan. Dia menerapkan penemuannya ke tubuhnya sendiri untuk mendapatkan hasil spektakuler dari invisibilitas total.

Dalam artikel berikutnya kita akan melihat apa yang terjadi dengan Griffin si manusia tidak kasat mata itu.

Kepustakaan:
1. Perelman, Y., Physics for Entertainment, Book 2, Shkarovsky, A. (Transl.), Foreign Language Publishing House, Moscow, 1936.
2. Diary Johan Japardi
3. Berbagai sumber daring.

Jonggol, 4 Agustus 2021

Johan Japardi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun