Mohon tunggu...
jody aryono
jody aryono Mohon Tunggu... Konsultan IT dan Developer Sistem Berbasis AI | Assesor LSP Informatika

Seorang Senior IT Konsultan Teknologi dan juga Edukator Koding dan Kecerdasan Artifisial, yang fokus pada pengembangan Sistem berbasis AI dan solusi digital untuk instansi pemerintah, masjid, dan komunitas. Aktif menulis seputar teknologi, produktivitas, serta pemanfaatan kecerdasan buatan dalam kehidupan sehari-hari. Topik favorit saya antara lain: AI, dakwah digital, coding, dan edukasi masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Zikir di Antara Gerbong: Adab Islami di KRL

14 Agustus 2025   08:00 Diperbarui: 13 Agustus 2025   21:43 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zikir di Kereta : AI Image Generate d ChatGPT 5 Prompt By Jody Aryono

Zikir di Antara Gerbong: Adab Islami di KRL

Ketika Gerbong Menjadi Ruang Muhasabah

Pagi itu, KRL jurusan Sudimara--Tanah Abang padat seperti biasa. Penumpang berdesakan, sebagian sibuk memeriksa ponsel, sebagian lain terkantuk di kursi prioritas. Di dekat pintu, seorang bapak tua menggenggam tasbih, bibirnya lirih melafalkan zikir. Di tengah riuhnya perjalanan, ada ketenangan yang lahir dari hati yang terhubung pada Sang Pencipta.

Mengapa Adab di KRL Penting

KRL adalah miniatur masyarakat. Semua orang punya tujuan masing-masing, tapi kenyamanan tercipta hanya jika setiap penumpang mematuhi aturan dan menjaga sikap. Tanpa adab, perjalanan yang singkat bisa terasa melelahkan.

Sumber Ketidaknyamanan di Gerbong

Berdiri menutupi pintu saat kereta berhenti, memaksakan masuk saat penuh, atau berbicara keras tanpa memedulikan sekitar... inilah kebiasaan yang sering memicu ketegangan antar penumpang.

Perilaku yang Harus Ditinggalkan

Menggunakan kursi prioritas tanpa hak, makan dengan aroma menyengat, atau memutar musik tanpa earphone adalah contoh kecil yang mengganggu banyak orang.

Adab Islami di Transportasi Umum

Islam mengajarkan itsar mendahulukan orang lain---dan menjaga hak sesama. Di KRL, ini berarti memberikan tempat duduk kepada lansia, ibu hamil, atau disabilitas; menjaga kebersihan; serta berbicara seperlunya dengan suara rendah. Rasulullah mengajarkan bahwa seorang Muslim sejati adalah yang tidak mengganggu orang lain dengan lisan dan perbuatannya.

Fakta Penelitian

Studi perilaku transportasi di kota besar menunjukkan bahwa kepatuhan sederhana seperti antre dan memberi tempat duduk berpengaruh langsung pada kepuasan pengguna KRL. Kebiasaan ini juga mengurangi stres perjalanan.

Mengisi Waktu dengan Zikir

Daripada mengeluh karena desakan penumpang atau lamanya perjalanan, mulut bisa sibuk dengan zikir: subhanallah, alhamdulillah, allahu akbar. Zikir tidak hanya menenangkan hati, tetapi juga membuat perjalanan terasa lebih singkat dan bermakna.

Menjaga Harmoni di Gerbong

Kedisiplinan membuang sampah di tempatnya, mematikan suara notifikasi, dan tidak mendorong saat masuk atau keluar akan menciptakan suasana yang lebih nyaman. Bila semua penumpang mempraktikkan ini, KRL bukan hanya alat transportasi, tapi ruang untuk saling menghormati.

Refleksi di Stasiun Akhir

Saat turun di stasiun tujuan, kita bisa bertanya pada diri: apakah hari ini aku sudah menjadi penumpang yang beradab? Apakah zikirku mengalahkan keluhanku? Jika iya, maka KRL bukan sekadar kereta, melainkan madrasah akhlak yang mengantar kita menuju ridha Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun