Mohon tunggu...
Joko Martono
Joko Martono Mohon Tunggu... Penulis - penulis lepas

belajar memahami hidup dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Kasus Positif Covid-19 di DIY Pecah Rekor Lagi, Isolasi Mandiri Perlu Diintensifkan

20 Juni 2021   23:00 Diperbarui: 21 Juni 2021   18:16 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joglosemar. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com

Dua hari berturut-turut, Rabu (16/6/2021) penambahan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat 534 kasus dan Kamis (17/6/2021) meningkat menjadi 595 kasus, sebagai rekor penambahan kasus positif Covid-19 selama pandemi.

Selang sehari kemudian, Sabtu (19/6/2021) meningkat tercatat 638 kasus dan hari ini, Minggu (20/6/2021) pasien positif kembali melonjak mencapai 665 kasus dalam 24 jam terakhir. Sekaligus ini merupakan rekor baru tertinggi penambahan kasus harian selama Covid-19 mewabah di DIY sejak pertengahan Maret 2020.

Lonjakan penambahan tersebut menjadikan update data Dinas Kesehatan DIY hingga per-20 Juni 2021 mencatat total akumulasi positif Covid-19 di DIY mencapai 52.641 kasus, sembuh 45.635 kasus, dan meninggal dunia 1.367 kasus. Sedangkan di seluruh kabupaten/kota se-DIY yang dirawat saat ini berjumlah 5.639 pasien.

Tercatat pula saat ini tingkat kesembuhan di DIY mencapai 86,69 persen, tingkat kematian 2,60 persen, dan kasus aktif yaitu 10,71 persen.

Dari riwayat kasus konfirmasi tersebut, terbanyak berasal dari hasil tracing kontak kasus positif (541 kasus), periksa mandiri (92 kasus), skrining karyawan kesehatan (2 kasus), perjalanan luar daerah (1 kasus), belum ada info/masih dalam pelacakan (29 kasus).

Sekilas gambaran di atas menunjukkan kasus penularan Covid-19 di DIY didominasi kontak langsung antarpersonal, interaksi dalam keluarga, kelompok atau kerumunan, kegiatan kemasyarakatan, keagamaan, hajatan pernikahan, arisan, taksiah, sehingga klaster sosial layak mendapat perhatian selama PPKM skala mikro berlangsung.

Baca ini terkait: https://regional.kompas.com/read/2021/06/20/124700178/lonjakan-201-kasus-positif-covid-19-di-kulon-progo-gara-gara-jenguk?page=1

Terjadinya lonjakan kasus positif belakangan pastinya juga berkait dengan fasilitasi kesehatan pasien yang dirawat. Tercatat sampai hari ini ketersedian bed/tempat tidur di 27 rumah sakit rujukan se-DIY untuk pasien kritis tersedia 140 bed (digunakan 87 bed), dan untuk pasien non-kritis tersedia 1.094 bed (digunakan 719 bed). Selebihnya pasien positif Covid-19 dirawat secara mandiri (baca: isolasi mandiri).

Nah, secara hitungan sederhana dapat diketahui bahwa total pasien dirawat/kasus aktif di DIY hingga kini mencapai 5.639 orang. Jumlah tersebut jika dikurangi pasien positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit rujukan se-DIY -- ternyata masih tersisa sebanyak 4.833 orang yang tentunya ditampung di beberapa shelter atau di rumah sendiri (isolasi mandiri) untuk perawatan mereka.

Dalam konteks ini, persoalan yang muncul apakah isolasi mandiri terhadap pasien positif Covid-19 terjamin pelayanan fasilitas kesehatannya, apakah menaati protokol kesehatan, apakah mendapat pengawasan/perawatan yang proporsional dari tenaga kesehatan, dan apakah logistik mereka terpenuhi?

Sekilas persoalan ini (baca: isolasi mandiri) sangat penting dicermati. Karena tidak sedikit pasien yang sudah dinyatakan positif masih ditemui keluar masuk rumah tempat tinggalnya, melintas di perkampungan.

Seorang kolega penulis yang bertempat di salah satu kalurahan di Kabupaten Bantul (tidak saya sebut namanya) belum lama bercerita dan sangat menyayangkan hal seperti itu masih terjadi. Mau melarang yah tidaklah mungkin karena memang bukan petugas, tidak dilarang atau dibiarkan bukankah berisiko menularkan ke orang lain?

Contoh kecil ini merupakan dilema, lagi pula kultur masyarakat Jogja dan sekitar yang masih komunal, kental dengan toleransi, selalu bertegur sapa/familier, akhirnya cenderung berlangsung permisif.

Bagaimana pun juga persoalan isolasi mandiri ini perlu mendapat perhatian bersama. Tidak semua pasien positif Covid-19 bisa berdisiplin menjalani apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan selama masih dalam perawatan isolasi mandiri.

Pendek kata, kondisi nyata menunjukkan bahwa penularan virus corona penyebab Covid-19 di DIY masih mengkhawatirkan. Klaster sosial atau klaster keluarga kini menjadi sorotan. Lonjakan kasus ditandai data dan fakta yang ada selama ini tidak bisa disepelekan, tidak pula setengah-setengah dalam melakukan penanganan.

Melonjaknya penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 belakangan ini pastinya akan berimplikasi terhadap ketersediaan ruang, bed/tempat tidur bagi para pasien di rumah sakit. Keberadaan shelter maupun isolasi mandiri di rumah sesungguhnya sebagai alternatif tempat penanganan/perawatan pasien.

Akan lebih optimal berfungsi bilamana dalam penanganan kasus konfirmasi positif di luar rumah sakit - dibarengi pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien sehingga semuanya dapat tertangani dan tidak mengundang persoalan di kemudian hari.

Membincang penanganan/perawatan pasien Covid-19 memang perlu memerhatikan berbagai aspek terkait. Salah satunya yaitu persoalan isolasi mandiri yang ada selama ini masih perlu diintensifkan supaya jangan sampai terjadi "maunya menyelesaikan masalah, namun justru menambah masalah baru."

JM (20-6-2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun