Meredakan ego dan mengatur pola pikir, sebuah bekal yang harus dimiliki oleh setiap pribadi. Itulah fondasi utama manusia untuk mengontrol rasa sakit yang ada di dalam dirinya.
Banyak orang sibuk menumpahkan rasa sakit itu, semakin dalam rasa sakit itu maka semakin langka pula obatnya.
Diri ini mungkin tak cukup hanya bercermin, diri ini butuh tampil di atas panggung skenario hidup hingga membuat pecahan dirinya yang cukup terlihat bahagia. Diri yang pernah dilanda krisis dan depresi dari sekian hal yang membuat sakit.
Harga yang dibayar untuk membeli obatku tidak murah, karena setiap pecahan dari diriku itu sulit untuk menyatukannya kembali.
Kita hanya sebuah kaca yang dilempar batu, dan jika melihat wajah kita kembali akan menjadi tidak karuan karena retakannya.
Aku tidak ingin mengukir luka yang sama kepada orang lain. Aku selalu terkejut saat orang lain berteriak,
"Sakitttt"
Mukanya begitu sangat gelisah dan sangat sulit dipahami, aku mencoba menolong semampuku, dan sebenarnya aku takut, jika nantinya akan memberikan obat yang salah sehingga menjadi beracun bagi diri orang lain yang membutuhkan bantuan untuk menyembuhkan rasa sakit.
Aku hanya punya diri ini, untuk mengerti orang lain.
Dan orang lain biarlah mereka risau di dalam perenunganku saja.