Rintik hujan di akhir malam membawa kabut tebal menutupi pandangan, hawa dingin berkelebatan mengusik ketenangan, selimut lusuh berubah bentuk menjadi permadani sutra bak putri raja yang siap dipinang.
Di sudut kamar seonggok manusia terbaring lemas, mata hitam akibat begadang semalaman. Seorang Ibu paruh baya mendekat.
"Astaga nih anak perawan udah mau duhur masih belum bangun, Ayuuuu udah mau kiamat ayo cepat bangun, baju kotormu mau sampe kapan menumpuk jadi jamur begitu". Bentak Ibu.
"Iya Bu nanti lima menit lagi nanggung". Sahut singkat Ayu menggeliat manja.
"Ibu tunggu lima menit lagi di depan rumah buat beres-beres, kalau Ibu liat masih tidur tamat riwayatmu". Tambah Ibu mendesak Ayu bangun.
"Siap bos" sahut singkat Ayu mengakhiri percakapan.
Lima menit pun berlalu,Ayu masih sibuk menggapai mimpi imajinasinya hingga menutup ingatan akan murka Ibunya.
Tiba-tiba air menguyur seluruh badan Ayu.
"Gubjarrr suara air membasahi jasad bernyawa bak ombak pasang laut menerjang karang. To be continued.