Mohon tunggu...
Jim jim
Jim jim Mohon Tunggu... Auditor - Penikmat

Ngteh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kesiangan

7 Januari 2021   22:00 Diperbarui: 7 Januari 2021   22:05 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintik hujan di akhir malam membawa kabut tebal menutupi pandangan, hawa dingin berkelebatan mengusik ketenangan, selimut lusuh berubah bentuk menjadi permadani sutra bak putri raja yang siap dipinang.


Di sudut kamar seonggok manusia terbaring lemas, mata hitam akibat begadang semalaman. Seorang Ibu paruh baya mendekat.


"Astaga nih anak perawan udah mau duhur masih belum bangun, Ayuuuu udah mau kiamat ayo cepat bangun, baju kotormu mau sampe kapan menumpuk jadi jamur begitu". Bentak Ibu.
"Iya Bu nanti lima menit lagi nanggung". Sahut singkat Ayu menggeliat manja.


"Ibu tunggu lima menit lagi di depan rumah buat beres-beres, kalau Ibu liat masih tidur tamat riwayatmu". Tambah Ibu mendesak Ayu bangun.
"Siap bos" sahut singkat Ayu mengakhiri percakapan.


Lima menit pun berlalu,Ayu masih sibuk menggapai mimpi imajinasinya hingga menutup ingatan akan murka Ibunya.


Tiba-tiba air menguyur seluruh badan Ayu.
"Gubjarrr suara air membasahi jasad bernyawa bak ombak pasang laut menerjang karang. To be continued.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun