katanya, stok menipis, jalur distribusi tergelincir, Â
tapi di rumah pejabat, kompor tetap menyala terang, Â
dan di ruang rapat, mereka sibuk menyeduh kopi tanpa ragu. Â
--
Subsidi berjalan pincang, Â
ia tersandung di tengah jalan, terjatuh ke laci orang-orang bertitel, Â
sementara rakyat menghitung detik Â
antara lapar dan pingsan. Â
--
Mungkin nanti, kita harus belajar memasak dengan matahari, Â
menanak nasi di atas bara keadilan yang entah kapan menyala,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!