Mohon tunggu...
Imam syafii
Imam syafii Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Harapan: Jalan Raya Dibuat Bukan untuk Parkir

12 Desember 2018   07:00 Diperbarui: 12 Desember 2018   07:04 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merdeka.com/dwi narwoko

Sudah lama sekali kemacetan menjadi problematika kehidupan kota. Pagi hari sesak-sesakkan di jalan raya. Mengejar waktu agar tidak terlambat kerja. Siang hari pada keluar bejubel mencari makan saat istirahat tiba. Sore waktu pulang kebut-kebutan ingin cepat bertemu dengan keluarga. 

Jalan menjadi kebutuhan bersama-sama. Tidak peduli sepeda ontel, motor bebek, motor gede, mobil pickup, mobil mewah. Semuanya memiliki hak yang sama tidak ada perbedaan dan diskriminasi. Perlindungan hak inilah yang menjadi sorotan untuk tetap bertata krama. Sebagai wujud fasilitas umum untuk warga.

Sadarkah engkau hanya dengan parkir di pinggir jalan bisa menimbulkan kemacetan. Selebar apapun jalan raya kalau digunakan parkir tidak akan ada faedahnya. Laju lalu lintas akan tersendat karena ada penyempitan ruas jalan. Belum lagi parkirnya sembarangan tambah semakin memperparah keadaan.

 Ditambah adanya para pelaku usaha di tepian jalan yang tidak menyediakan lahan parkir. Seolah-olah sengaja memanfaatkan area jalan untuk tempat parkir.

Kadang hal yang membuat resah. Saat melihat mobil ambulance dan pemadam kebakaran, sendirian melawan kemacetan. Padahal yang dibawa dalam mobil ambulance adalah orang sakit. Sedangkan mobil pemadam membawa misi menanggulangi kebakaran. 

Apalagi kesadaran masyarakat taat lalulintas sangat minim. Sehingga mobil-mobil itu harus berjuang ngos-ngosan untuk sampai tujuan. Untuk itulah jangan memperparah kemacetan dengan parkir sembarangan. Siapa tahu ada ambulan membawa pasien kritis.

 Mobil pemadam terlambat datang karena terhambat. Tentunya ada nyawa yang melayang, ada harta yang terbakar. Celakanya semua itu karena kamu yang parkir sembarangan.

Integritas lembaga pemerintahan harusnya sudah bisa direalisasikan. Konektifitas antara pengelola jalan, pengatur lalu lintas dan perioritas kepentingan. Pengawalan tidak hanya berlaku pada petinggi-petinggi pemerintahan. Tidak juga pada konvoi ataupun pawai. 

Dalih apa yang mampu mengalahkan kepentingan ambulance dan pemadam kebakaran? Naifnya mereka hanya berbekal sirine saja. Lebih parahnya lagi masyarakat pengguna jalan tidak semuanya paham. Sungguh sesuatu yang sangat timpang sekali. 

Banyangkan saja kalau yang di dalam ambulance adalah ibumu yang sedang kritis. Karena jalanan macet menyebabkan telat sampai UGD dan akhirnya tiada.

Tehnologi semakin maju dan berkembang. Lulusan IT juga sangat banyak. Belum mampukah hanya untuk membuat integritas tersebut. Aplikasi mobile yang menghubungkan ambulance dan pemadam kebakaran dengan pihak otoritas pengatur jalan maupun lalu lintas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun