Pada 25 Juli 2025, saya mengikuti "Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia" di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan RI ini merupakan uji publik yang pertama dalam membahas draf penulisan ulang sejarah Indonesia.
Setelah uji publik di UI, akan dilanjutkan di Universitas Lambung Mangkurat (Kalimantan Selatan) pada 28 Juli, Universitas Negeri Padang (Sumatera Barat) pada 31 Juli, dan terakhir di Universitas Negeri Makassar (Sulawesi Selatan) pada 4 Agustus. Pemilihan empat lokasi tersebut agar masukan masyarakat dari Barat ke Timur bisa ditampung di lingkungan akademis.
Uji publik yang digelar secara daring dan luring ini memberi kesempatan kepada publik untuk memberikan saran dalam penulisan buku sejarah Indonesia yang dikerjakan oleh 112 penulis. Buku tersebut terdiri terdiri dari 10 jilid, yang setiap jilid diperkirakan berisi 550 halaman.
Dalam diskusi publik di FIB UI, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bahwa tidak bisa menampung seluruh sejarah Indonesia secara detail.Â
Peristiwa sejarah yang ditulis hanya berisi peristiwa penting. "Oleh karena itu, perlu memberikan ruang kepada publik untuk memberikan respon terhadap buku sejarah yang dikerjakan oleh kementerian kebudayaan" kata dia.
Fadli menambahkan bahwa buku sejarah tersebut menjadi hadiah dalam momentum memperingati 80 tahun Indonesia merdeka. "Tentu saja sejarah ditulis oleh pemenang, dalam hal ini sejarah ditulis oleh Indonesia dengan perspektif Indonesia" kata dia. Fadli menyebut penulis buku sejarah ini adalah para ahli yang kompeten di bidangnya. Â
Fadli juga menambahkan bahwa rencana ke depan perlu menulis sejarah tematik, misalnya sejarah periode 1945-1949 dalam rangka mempertahankan kemerdekaan, sejarah Sriwijaya, Majapahit, dan sebagainya.
Diskusi publik di UI dilakukan dalam dua sesi. Sesi pertama adalah penjelasan dari editor umum dan dilanjutkan dengan tanya jawab. Kemudian pada sesi kedua, masing-masing editor jilid menyampaikan pemaparan singkat atas gambaran umum setiap jilid.
Pada sesi pertama, Susanto Zuhdi selaku ketua tim dan sekaligus editor umum penulisan ulang sejarah, mengatakan progres penulisan sudah mencapai 90 persen.Â
Meskipun demikian, Â tim masih memikirkan judul yang tepat untuk buku tersebut. Dia juga menegaskan bahwa setiap generasi berhak menulis sejarahnya sendiri.