Semusim t'lah berlalu
Kedegilan makin menumpu
Denyut rindu membeku
Lelah menangggung ragu
Mencoba berkelana ke penjuru semesta
membubung tinggi ke angkasa
Namun kau tiba-tiba kembali
mengulurkan genggaman sehangat mentari,
melemparkan senyuman semanis gula-gula
Sejenak, keraguan terdesak
rindu bertunas dan membuncah di relung hati
Bila mimpi tak mampu menampi setiap keping rindu ini,Â
Haruskah aku bangun dan menepi?
Demi kembali lagi,
Padamu sang empunya hati
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!