Mohon tunggu...
YEREMIAS JENA
YEREMIAS JENA Mohon Tunggu... Dosen - ut est scribere

Akademisi dan penulis. Dosen purna waktu di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saatnya Berfilsafat Bersama Anak-anak

3 September 2019   16:54 Diperbarui: 3 September 2019   17:10 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis sedang memberikan instruksi dan proses pelatihan "Berfilsafat Bersama Anak-anak". Sumber: YJ.

Seusai menuliskan pertanyaan-pertanyaan itu, kelompok membacakan pertanyaan-pertanyaan mereka. Kelompok lain mendengar jawaban itu dan kemudian mengajukan pertanyaan atau mendebat, apakah pengkategorian itu sudah tepat atau belum. Jika belum tepat, harus ada alasan mengapa demikian. Kelompok perumus pertanyaan harus juga membela diri, apakah keberatan kelompok lain itu dapat diterima atau tidak. Jika keberatan itu diterima, kelompok harus memindahkan pertanyaan itu ke post-it sesuai warna yang seharusnya (post-it warna merah untuk pertanyaan tertutup, warna kuning untuk pertanyaan terbuka dan warna hijau untuk pertanyaan ragu-ragu).

Setelah disepakati secara menyeluruh manakah pertanyaan-pertanyaan terbuka, tertutup, dan ragu-ragu, pertanyaan-pertanyaan yang sama untuk semua kelompok segera dipindahkan ke flow chart kosong yang telah disediakan. Jika tidak ada kesamaan, pertanyaan-pertanyaan itu tetap dipertaankan di flow chart kelompok.

Penekanan

Ini adalah contoh sangat sederhana dari kegiatan berfilsafat bersama anak-anak. Pertama, anak-anak didorong atau dirangsang untuk mengajukan pertanyaan. Melalui cara ini, anak-anak diharapkan menjadi aktif, termasuk di dalamnya adalah aktif menonton atau mendengar cerita dan aktif mengajukan pertanyaan.

Kedua, berapa pun pertanyaan yang diajukan, ternyata bisa dikategorikan ke dalam pertanyaan-pertanyaan yang tertutup dan terbuka. Sebenarnya jenis pertanyaan ragu-ragu masih bisa didiskusikan lebih lanjut untuk diputuskan secara bersama, apakah bisa dikelompokkan ke dalam salah satu dari dua kategori yang ada (tertutup dan terbuka).

Ketiga, pertanyaan-pertanyaan tertutup sebenarnya tidak perlu dijadikan sebagai isu atau permasalahan untuk diskusi selanjutnya. Jawabannya sudah jelas dan dapat disetujui secara bersama dalam waktu yang relative singkat.

Keempat, pertanyaan-pertanyaan terbuka memiliki kemampuan memicu diskusi lebih lanjut. Inilah problem filosofis yang sayang untuk tidak diperhatikan. Pertanyaan terbuka yang mungkin muncul setela menonton video itu bisa dirumuskan demikian: "Apakah tindakan mencuri dapat dibenarkan?" Ketika dikonfrontasi ke forum, terjadi perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan bahwa tindakan tersebut salah karena dianggap dosa menurut agama. Sementara ada yang menganggap itu sebagai benar karena memang orang yang mencuri itu membutuhkan. Dan begitu seterusnya diskusi akan berlanjut.

Kelima, diskusi dan dialog dalam kegiatan ini harus terjadi sealamiah mungkin, tidak boleh dikondisikan atau dikendalikan demi memenuhi agenda fasilitator. Artinya, fasilitator tidak boleh memiliki jawaban sendiri dan memaksakannya sebagai keputusan kelompok.

Pendidikan Untuk Hidup Bersama

Pelatihan semacam ini sangat bermanfaat dalam konteks kehidupan bersama. Beberapa manfaat dapat dikemukakan. Beberapa darinya merupakan input atau masukkan dari para peserta setelah kegiatan. Beberapanya lagi dapat dirujuk ke referensi terkait berfilsafat bersama anak-anak.

Pertama, mengajukan pertanyaan akan melatih kita untuk menjadi warga negara yang partisipatif, mau melibatkan diri dalam kehidupan bersama. Ingat, mengajukan pertanyaan hanya mungkin dilakukan jika orang menaruh perhatian (memerhatikan) suatu peristiwa yang sedang terjadi. Melibatkan diri dalam kehidupan bersama adalah sebuah keharusan. Mengajukan pertanyaan sama artinya dengan merumuskan masalah sebagai langkah awal untuk mencari dan menemukan jalan keluar.

Kedua, kita belajar untuk memilah-milah pertanyaan dan segera mencari jalan keluar. Dalam kehidupan bersama, ada banyak sekali masalah konkret atau real (pertanyaan tertutup) yang penyelesaiannya harus langsung dieksekusi alias tidak bisa ditunda. Sementara pertanyaan terbuka membuka diskusi untuk menemukan akar permasalahan sesuatu. Inilah ranah filsafat.

Ketiga,  setiap orang diberi ruang untuk berpartisipasi dalam kehidupan publik sesuai kemampuan dan keadaan dirinya. Tidak boleh ada pemaksaan kehendak atau penggiringan kepentingan. Selain itu, setiap orang juga memiliki kesempatan yang setara untuk menyatakan posisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun