Mohon tunggu...
YEREMIAS JENA
YEREMIAS JENA Mohon Tunggu... Dosen - ut est scribere

Akademisi dan penulis. Dosen purna waktu di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Makna Bantal dalam Kehidupan Manusia

1 Juli 2019   10:17 Diperbarui: 3 Juli 2019   07:54 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Shutterstock

Di Mesir sendiri, penggunaan bantal diasosiasikan dengan mumi dan kubur. Bantal digunakan sebagai pengalas kepala sewaktu tidur diasalkan pada kebudayaan Mesir Kuno selama dinasti ke-11, yakni selama tahun 2055-1985 SM. Orang Mesir menggunakan bantal yang terbuat dari kayu dan batu.

Umumnya bantal diletakkan persis di bawah kepala dari orang yang meninggal. Selain melambangkan hakikat atau inti kehidupan (life), kepala dalam peradaban Mesir Kuno juga menyimbollkan sesuatu yang kudus (sacred).

Sementara bagi orang yang masih hidup, bantal yang diletakkan di bawah kepala selama tidur akan membantu membuat kepala terangkat (mendongak). Ini akan menjadikan hidup menjadi bersemangat, mempertahankan peredaran darah, dan mencegah masuknya roh jahat.

Lain lagi dengan orang Romawi dan Yunani Kuno. Kedua bangsa Eropa ini dikenal sebagai bangsa yang menciptakan bantal dengan cita rasa yang lembut. Berbeda dari kebudayaan Mesir Kuno yang membuat bantal dari kayu atau batu, bantal-bantal dalam kebudayaan Romawi dan Yunani Kuno diisi dengan alang-alang, bulu, dan jerami untuk membuatnya lebih lembut dan lebih nyaman.

Meskipun masyarakat kebanyakan telah menggunakan bantal ketika tidur atau sebagai pengalas duduk, biasanya kelompok kelas kaya saja yang memiliki bantal yang lebih halus (lembut).

Sejak mengenal agama Kristen,orang Romawi dan Yunani membawa bantal ke gereja sebagai pengalas lutut atau untuk meletakkan Kitab Suci demi kenyamanan membaca. Orang Romawi dan Yunani juga menggunakan bantal sebagai pengalas kepala orang yang telah meninggal. Fungsi bantal semacam ini tetap dipelihara dan diwariskan hingga kini.

Dalam kebudayaan Cina, bantal secara tradisional berbentuk padat, meskipun kadang-kadang digunakan dengan kain yang lebih lembut di atasnya. Bantal yang terbuat dari bambu, batu giok, porselen, kayu, bahkan perunggu sudah dikenal luas dan telah digunakan oleh banyak dinasti Cina. Bantal keramik menjadi yang paling populer.

Penggunaan bantal keramik pertama kali muncul di Dinasti Sui antara tahun 581 dan tahun 618, sedangkan produksi massal muncul di Dinasti Tang antara 618 dan 907. Orang Cina mendekorasi bantal mereka dengan membuat berbagai bentuk dan melukis gambar binatang, manusia, dan tanaman di atasnya. Salah satu jenis tembikar yang umum digunakan adalah barang Cizhou.

Bantal keramik Cina mencapai puncaknya dalam hal produksi dan penggunaan selama Dinasti Song, Jin, dan Yuan, yakni antara abad ke-10 dan ke-14, tetapi perlahan-lahan dihapus selama Dinasti Ming dan Qing antara tahun 1368 dan 1911 dengan munculnya bahan pembuatan bantal yang lebih baik.

Tidak Sekadar Fungsional
Uraian ini membantu kita mengerti bahwa bantal dan penggunaannya adalah bagian integral dari kebudayaan manusia. Sejak diinvensi, bantal mengemban fungsi sebagai pemberi rasa nyaman di kala tidur.

Semula manusia memanfaatkan benda-benda di sekitarnya sebagai pengalas kepala, tetapi lama kelamaan kebutuhan akan bantal yang lebih lembut dan nyaman ikut menjadi bagian dari kebutuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun