Sekuntum kisah berseri merekah laksana sakura menyambut salju
Menjadi sirnah ditelan bencana mala petaka yang amat dhasyat
Isah indah jutaan jari lembut saling beradu
Sudahlah hanyut dihempas ombak menuju puing kenangan
Suara indah menggaung merdu saling sapa terucap jadi tersirat
Sukma tak lagi mampu merajut kasih dalam pelukan hangat
Perih memandang nisan tersusun rapih mengisyaratkan sudah jadi kenangan
Mata bercucuran air mata siang malam tiada henti
Sebab mala petaka menimpa rakyat, sebuah mala petaka yang amat besar
Bila masuk kota terpampang orang merana kelaparanÂ
Termenung dalam keheningan, berangan keindahan kembali nyataÂ
Kala pungguk merindukan bulan, bisalah hanya harapan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!