Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bolehkah Anak-anak Membaca Koran?

19 Mei 2021   17:06 Diperbarui: 22 Mei 2021   05:19 2492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak-anak sedang membaca koran. Foto: Nurul Fitria via Tribunnews.com

Masa kecilku dulu selain dihabiskan dengan membaca buku, saya juga gemar membaca koran. 

Setiap pulang sekolah setelah melepas sepatu dan kaus kaki, saya selalu meluangkan waktu membaca koran lokal yang sudah Ayahku baca sebelumnya dan ia simpan di atas meja ruang tamu. Selesai membaca, tangan saya dulu menjadi warna hitam karena tinta koran.

Awal saya mulai membaca koran ketika umur saya sekitar 10 atau 11 tahun, tepatnya ketika duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 5. Ayah pun tidak pernah menyuruh saya untuk membaca koran, murni karena rasa penasaran saja.

Bagian dari koran yang pasti saya baca adalah berita di sampul depan, berita politik, berita internasional, komik, dan diakhiri dengan jadwal penayangan film di bioskop. Sedangkan bagian yang selalu saya lewatkan adalah bagian ekonomi dan gaya hidup yang biasa berisi informasi artis-artis Indonesia.

Saya sangat bersyukur selain memiliki akses akan koran, Ayah juga selalu meladeni pertanyaan saya mengenai berita yang tertulis di koran. 

Saya masih ingat ketika Ayah memberikan jawaban dari pertanyaanku mengenai perbedaan DPR dan DPRD, perbedaan gubernur dan wali kota, hingga mengapa ada orang yang rela melukai anggota keluarganya sendiri.

Kebiasaan membaca koran terhenti ketika Ayah berhenti berlangganan ketika saya sudah duduk di bangku Sekolah Menegah Atas. Namun karena perkembangan teknologi, kebiasaan saya dan Ayah berubah menjadi membaca berita lewat internet.

Setelah saya beranjak dewasa, saya sadar betapa bermanfaatnya membaca koran khususnya ketika saya berkuliah di jurusan yang mengharuskan membaca berita. 

Seiring dengan berkurangnya minat masyarakat membaca koran, sepertinya anak-anak yang membaca koran dan berita juga berkurang. Tapi apakah sebenarnya anak-anak boleh membaca koran?

Siswa SMP Kristen 3 Margoyudan Solo sedang membaca koran bersama | Foto diambil dari Solopos/Ivanovich Adino
Siswa SMP Kristen 3 Margoyudan Solo sedang membaca koran bersama | Foto diambil dari Solopos/Ivanovich Adino

Pertanyaan di atas muncul di benak saya karena mempertimbangkan beberapa jenis berita yang mungkin tidak seharusnya dibaca oleh anak-anak. Misalnya seperti berita mengenai kekerasan hingga pembunuhan.

Umur yang ideal untuk membaca koran adalah ketika seorang anak akan beranjak remaja, sekitar umur 12 tahun atau memasuki bangku Sekolah Menegah Pertama. 

Walaupun begitu tidak dipungkiri anak-anak dengan usia yang lebih muda, misalnya umur 10 tahun, juga dapat membaca koran. Yang perlu diperhatikan adalah pentingnya bimbingan orang tua.

Seperti Ayah saya, orang tua dapat membimbing dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak mengerti oleh seorang anak mengenai berita yang baru ia baca. 

Terdapat empat manfaat untuk anak-anak dari membaca koran, yang mungkin tidak selalu didapatkan dari membaca buku saja. Empat manfaat ini juga saya rasakan sendiri.

1. Koran adalah bacaan yang relevan dan juga real-time

Setiap harinya, koran menyediakan berita-berita terkini yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri. Dengan membaca koran, anak-anak mendapatkan informasi mengenai kejadian yang terjadi di sekitarnya.

Dari pengalaman saya, saya merasakan bagaimana koran menjadi jembatan antara ilmu yang saya dapatkan di ruang kelas dengan dunia nyata. Misalnya ketika saya belajar di ruang kelas mengenai bahaya menebang pohon sembarangan, saya dapat mengerti bagaimana kejadian longsor di kabupaten A dapat terjadi.  

Koran juga menjadi sumber saya mempelajari pengetahuan umum yang tidak saya dapatkan dari buku bacaan maupun buku pelajaran.

2. Menemukan topik yang menarik dari koran

Koran memuat banyak informasi mengenai politik, olahraga, ekonomi, hingga teknologi. Hal ini terjadi juga kepada saya, bagaimana saya menemukan ketertarikan kepada topik politik internasional dari membaca koran.

3. Belajar Bahasa Indonesia yang baik dan benar

Koran juga bermanfaat sebagai sarana anak-anak untuk mempelajari tata cara penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar seiringan dengan meningkatnya minat baca anak. Mereka yang membaca koran akan lebih terbiasa dengan Bahasa Indonesia baku yang bermanfaat dalam studinya.

Koran juga dapat mengenalkan kosakata baru untuk anak-anak. Menurut saya, sayangnya akhir-akhir ini Bahasa Indonesia sudah sangat berkurang minatnya, seakan-akan Bahasa Indonesia kalah saing dengan bahasa gaul ‘zaman now’.

4. Menjadi penulis yang baik

Untuk menjadi penulis yang baik, seseorang harus rajin membaca. Koran bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan menulis anak-anak, khususnya jenis tulisan yang non-fiksi yang memerlukan penelitian sederhana. 

Saya merasakan manfaat ini ketika guru SD dan SMP saya dulu memberikan tugas untuk menulis esai dan makalah penelitian. Karena sering membaca tulisan-tulisan di koran, saya jadi terbiasa dengan teknik penulisan sederhana seperti pembuka, isi, dan penutup tulisan.  

***

Tersebut adalah empat manfaat yang saya dapatkan dan rasakan setelah membaca koran sejak anak-anak. Saya pun berharap anak-anak Indonesia lainnya dapat merasakan manfaat yang sama ketika membaca koran.

Sayangnya koran cetak yang membuat tangan saya dulu menjadi warna hitam sudah berkurang peminatnya, diganti dengan koran digital ataupun berita online. Dulu juga terdapat koran khusus anak yang sempat eksis tapi sudah tidak terbit lagi sekarang.

Bagi saya, membaca koran menjadi ‘pintu’ yang membuka kebiasaan membaca saya hingga sekarang. Jika kebiasaan membaca buku anak digabung dengan kebiasaan membaca koran, tentu seorang anak akan mendapatkan lebih banyak manfaat yang berguna untuknya dan juga masa depannya.

Baca juga: Kisahku Tumbuh Bersama Buku, Dari Shinchan, Dan Brown, Hingga "Terpaksa" Bahasa Inggris

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun