Mohon tunggu...
Jeniffer Gracellia
Jeniffer Gracellia Mohon Tunggu... Lainnya - A lifelong learner

Menulis dari Kota Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Suka dan Duka Mempersiapkan Imlek di Masa Pandemi

8 Februari 2021   16:52 Diperbarui: 1 Februari 2022   06:42 1400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sagu keju, ornamen Fu(福), ornamen nanas dan nastar keju | Foto milik pribadi

Sejak wabah virus Covid-19 ditetapkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada 13 April 2020 sebagai bencana nasional, hidup masyarakat di Indonesia berputar 180 derajat. Siapa sangka masker dan hand sanitizer yang dulu jarang digunakan sekarang menjadi hal yang wajib. Yang dulunya dianggap sebagai hal yang wajar, berdempet-dempet di pasar sekarang menjadi hal yang melanggar peraturan.

Tepat 2 Maret 2021 nanti maka sudah setahun virus Covid-19 masuk ke Indonesia. Kehidupan sehari-hari masyarakat pun berubah, termasuk dalam hal merayakan hari raya. Beberapa hari raya yang ditunggu-tunggu pun harus dirayakan sambil menerapkan protokol kesehatan dari hari waisak, hari raya idul fitri, hari natal hingga tahun baru yang sudah berlalu di tahun 2020. 

Beberapa hari lagi, masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa akan merayakan Hari Raya Tahun Baru Imlek. Tepat pada tanggal 12 Februari 2021, Tahun Baru Imlek akan dimulai dan ditutup pada hari ke-15 (perayaan cap go meh). Sebagai masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa, penulis pun merayakan Imlek dengan berbagai tradisi yang sudah diturunkan dari nenek moyang.

Penulis beserta keluarga dan juga seluruh masyarakat pun dituntut untuk beradaptasi merayakan Imlek tahun ini. Berbeda dengan Imlek di tahun-tahun sebelumnya yang dipenuhi dengan rasa suka cita, Imlek tahun ini juga turut menyertakan rasa duka cita.

Jalan Gajahmada, Pontianak yang sudah dihias dengan lampion | Foto milik pribadi diambil pada 7/02/21
Jalan Gajahmada, Pontianak yang sudah dihias dengan lampion | Foto milik pribadi diambil pada 7/02/21

Menahan rasa rindu

Perayaan Tahun Baru Imlek adalah sebuah momen istimewa merayakan tahun baru sambil berkumpul dengan seluruh anggota keluarga. 

Berbagai tradisi Imlek pun kental dengan makna menggumpulkan seluruh anggota keluarga, dari bersih-bersih rumah,makan bersama di malam sebelum Imlek, pembagian angpau, hingga menyalakan petasan dan kembang api. Ketika seluruh anggota keluarga dapat berkumpul dengan lengkap, hal ini menjadi sebuah kebanggaan dari keluarga tersebut.

Budaya merantau hingga sekarang tetap lestari di antara masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa, khususnya mereka yang berasal dari daerah. Berusaha mengubah nasib, mereka yang kebanyakan berumur muda merantau ke luar kota bahkan hingga luar kota untuk bersekolah, bekerja ataupun membangun keluarga.

Dengan kesibukannya masing-masing, tentu sulit untuk meluangkan waktu kembali ke kampung halaman. Meninggalkan orang tua hingga anggota keluarga di kampung halaman, tahun baru Imlek menjadi momen yang istimewa untuk pulang kampung dan berkumpul kembali.

Disebabkan oleh pandemi Covid-19 ini, momen istimewa tersebut pun terganggu. Anggota keluarga yang merantau ke luar negeri tidak dapat kembali ke kampung halaman dikarenakan peraturan lockdown hingga ditiadakannya penerbangan internasional.

Untuk mereka yang merantau di luar kota kampung halamannya, pulang menjadi sulit dikarenakan protokol yang harus ditaati ketika melakukan perjalanan. Biaya yang besar pun menjadi salah satu alasan mereka yang menunda kepulangannya.

Penulis yakin mereka pun mengerti bagaimana kebijakan ini dibuat untuk kebaikan mereka dan anggota keluarganya di kampung halaman. Daripada melewati berbagai peraturan hingga mengeluarkan biaya sekaligus mengancam kesehatan miliknya dan keluarganya, banyak dari mereka yang memilih untuk menahan rasa rindu.

Dari mereka yang menahan rasa rindu untuk bertemu orang tua ataupun anaknya setahun sekali hingga mereka yang menahan rasa rindu akan makanan khas daerahnya. Rasa rindu ini berusaha diobati dengan video call untuk melihat wajah satu sama lain, kiriman foto persiapan Imlek lewat sosial media, mengirimkan makanan serta resep, hingga menyapa lewat pesan singkat.

Semua ini dilakukan tanpa lupa disertai kata rindu, doa untuk kesehatan hingga harapan agar pandemi dapat segera berlalu.

Kehilangan

Bukan hanya menjadi pembatas untuk berkumpul bersama keluarga, pandemi ini juga menjadi penyebab akan duka cita kepada mereka yang kehilangan anggota keluarga ataupun teman dekat disebabkan oleh Covid-19. Hingga artikel ini ditulis (8/2/2021), terdapat 31.556 kasus mereka yang meninggal disebabkan oleh Covid-19 di Indonesia. 

Awalnya dianggap sepele, angka tersebut disertai dengan angka kasus positif yang masih aktif hingga sekarang bagaikan sebuah bukti sudah seharusnya masyarakat menjaga diri dari Covid-19.

Umur tidak ada yang tahu, kematian bukanlah hal yang dapat ditolak. Walaupun begitu, penulis menyadari rasa sedih akan kehilangan di Hari Raya Tahun Baru Imlek yang seharusnya dirayakan berkumpul dengan suka cita. Bukan hanya menahan rindu, keluarga yang menunggu di kampung halaman ataupun merantau di luar kota pun harus menahan duka akan kehilangan kakek nenek, orang tua, anak, ataupun sepupunya.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Jobstreet Indonesia pada Oktober 2020, sekitar 35% pekerja terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan 19% pekerja dirumahkan sementara.

Bukan hanya kehilangan anggota keluarga ataupun teman yang meninggal karena Covid-19, masyarakat Indonesia juga kehilangan mata pencahariannya. Bahkan hingga sekarang, kerap diberitakan perusahaan yang tidak mampu lagi menahan efek buruk dari pandemi ini dan harus memberhentikan pekerjanya.

Lampion yang digantung di tepi sungai Jalan Selat Sumba | Foto milik pribadi diambil pada 7/02/2021
Lampion yang digantung di tepi sungai Jalan Selat Sumba | Foto milik pribadi diambil pada 7/02/2021

Semangat serba merah

Selain untuk berkumpul bersama anggota keluarga dan merayakan tahun baru, Imlek juga dirayakan dengan tujuan mengucapkan rasa syukur serta doa harapan akan tahun yang lebih baik dan penuh keberuntungan.

Walaupun harus menahan rasa rindu dan kehilangan, masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek pun tetap disertai dengan rasa suka cita penuh pengharapan. Terhitung dari artikel ini ditulis, maka hanya tersisa 3 hari untuk mempersiapkan Imlek.

Tradisi mempersiapkan Imlek pun bukan persiapan yang mudah dan sederhana. Jauh-jauh hari sebelum Imlek, penulis sudah harus mencari baju merah yang dipakai di hari pertama Imlek. Selanjutnya, juga terdapat untuk membersihkan rumah yang harus dilakukan dengan tujuan membersihkan rumah dari hal yang buruk dan persiapan menerima keberuntungan di tahun yang baru.

Tidak selesai hingga di sana, tradisi selanjutnya adalah mencari pernak-pernik Imlek yang dipasang di rumah, dari yang berbentuk lampion (simbol pengharapan), nanas (simbol datangnya rezeki), sawi putih (diartikan sebagai ratusan rezeki), hingga shio di tahun tersebut (tahun ini shio kerbau). Mereka yang merayakan Imlek juga harus mempersiapkan kue ataupun cemilan imlek, seperti kue lapis, nastar, kue sagu, kripik, ataupun jeruk.

Semangat ini pun bukan hanya dilihat dari persiapan di rumah. Di sekitar tempat tinggal penulis, tetangga sudah mulai membuka lagu Imlek dengan volume yang nyaring untuk menambah semangat serba merah menyambut imlek. Masyarakat pun mulai menghias jalan-jalan di dekat tempat tinggalnya dengan pernak-pernik Imlek.   

Plum blossom yang mekar di balutan salju tebal | Foto diambil dari ChinaDaily
Plum blossom yang mekar di balutan salju tebal | Foto diambil dari ChinaDaily

Harapan baru

Di Pontianak, masyarakat kerap memajang bunga plum blossom atau biasa disebut dengan méihuā (梅花).  Méihuā menjadi simbol pergantian musim, dari musim dingin yang beku berganti menjadi musim semi yang hangat. Dikenal sebagai pembawa berita datangnya musim semi, méihuā juga digunakan sebagai simbol harapan baru setelah melewati masa yang sulit. 

Suka cita merayakan tahun baru Imlek tercermin dalam semangat masyarakat yang sedang mempersiapkannya, tentu sambil menerapkan protokol kesehatan. Jalan dan toko yang selama ini sepi pengunjung mulai diramaikan oleh pengunjung yang mencari baju merah, manisan buah, ataupun kue kering. Semangat yang selama ini terpendam dibawah salju dingin mulai bermekaran. 

Setelah setahun pandemi Covid-19 menyebar di seluruh dunia, vaksin bagaikan sebuah harapan baru untuk masyarakat. Di Indonesia pun vaksin sudah dimulai sejak 13 Januari 2021. Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 pada 7 Februari 2021, sekitar 923.449 orang sudah divaksin.

*

Berbagai kebijakan dilakukan oleh pemerintah guna mengurangi lonjakan kasus Covid-19. Di Kalimantan Barat, pemerintah sudah mengeluarkan peraturan yang melarang arak-arakan naga dan barongsai yang sangat identik dengan Imlek dan Cap Go Meh. Perayaan malam sebelum Imlek yang kerap diwarnai dengan kembang api di langit-langit Pontianak pun ditiadakan dengan tujuan mengurangi kerumunan masyarakat.

Sudah dipastikan, Imlek tahun baru ini akan sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Walaupun harus menahan rindu dan kehilangan, semangat serba merah serta harapan baru akan masa depan yang lebih baik menyertai masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa dalam menyambut Imlek tahun ini.

Pandemi Covid-19 ini akan menghalangi dilakukannya tradisi seperti Pai Cia (mengunjungi satu rumah ke rumah lain) ataupun acara perayaan seperti pertunjukkan naga dan barongsai. 

Walaupun begitu, momen penuh suka cita ini tentu dapat dirayakan tanpa melanggar protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan tetap #DiRumahAja.

Selamat mempersiapakan Tahun Baru Imlek 2572 bagi pembaca yang merayakannya.

Sumber: 1,2, dan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun