Mohon tunggu...
jefry Daik
jefry Daik Mohon Tunggu... Guru - seorang laki - laki kelahiran tahun 1987

pernah menjadi guru pernah menjadi penjual kue pernah menjadi penjual tahu pernah menjadi penjual Nasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dunia Tanpa Jarum

5 Oktober 2020   09:51 Diperbarui: 5 Oktober 2020   09:55 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Yulia Sonang (mojok.co)

Bagaimana kita bisa menjahit rindu - rindu kita yang merintih di pucuk - pucuk cemara?

bagaimana kita redakan luka dari mereka yang terus menikam harap kita hingga tak berarah?

tak cukup hanya mengaitkan pentul  di antara helai harap yang terbatas

tak mampu menyulam cinta dengan bersandar pada mata kail di dasar lautan

tak mampu membujur, menyilang atau menjelujur hasrat menjadi kepastian

ah...mereka telah lebih dahulu memberikan pola

dan penjahit - penjahit itu memisahkan kita karena beda warna

beda merk-beda goresan tinta

bagaimana kita harus berdiri mematung dan mengancingkan bilahan kancing yang terlepas?

seperti peniti...kita berada di rangkaian yang sama, lalu...kau pergi menjauh...

dibawa tangan-tangan dengan bros emas yang membutuhkan dirimu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun