"Pil K? sebegitu terkenalnya kamu hari ini"desisnya sambil tersenyum simpul.
Pria tanpa sepatu itu baru saja ingin menyodorkan uang logamnya, namun si Mbah menolak.
"kami tidak menerima tunai. " katanya sembari menggeleng keras. Wajahnya mendadak terlipat
"Jaman sekarang tidak perlu lagi uang tunai," katanya sambil menunjukkan dengan jemari bercat merah ke arah stiker baru dengan logo yang dapat discan oleh smartphone.
Pria itu pulang ke senayan, melihat banyak wajah sumringah karena datangnya PIL "K"
Mereka sama -- sama mengangkat gelas tanda bahagia dan membagi -- bagi pil di antara semua yang hadir. Sang pria tadi dengan sepatu yang telah dipakai kembali dan lengan baju yang telah dirapihkan menerima dua butir.
Warnanya sedikit aneh. Merah, Kuning, Hijau ibarat lagu pelangi. Seperti lampu lalu lintas diperempatan. Ragu -- ragu dia menelan pil itu.
Rasanya...
Pahit...tapi mengobati keletihan
Letih menjabat atau letih merapat dalam urusan politik
 Pedas....