Mohon tunggu...
jelita dachi
jelita dachi Mohon Tunggu... Mahasiswa

STT EKUMENE MEDAN Nias Selatan ×͜×

Selanjutnya

Tutup

Diary

Awalnya Sulit, Akhirnya Nikmat: Serunya Belajar Gitar untuk Mengiringi Lagu

6 September 2025   10:21 Diperbarui: 6 September 2025   10:21 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto:sendiri (sumber foto:dokpri/jelita) 

Setiap orang punya cerita unik dalam menemukan sesuatu yang akhirnya menjadi bagian dari hidupnya. Bagiku, salah satu pengalaman itu adalah ketika belajar gitar. Awalnya sama sekali tidak terlihat menarik, bahkan cenderung membuatku malas. 

Namun, siapa sangka bahwa perjalanan yang berat itu justru membuka pintu menuju kesenangan dan kepuasan batin yang luar biasa.

Aku masih ingat betul saat pertama kali memegang gitar. Senarnya terasa keras, jari-jariku kaku, dan suara yang keluar sama sekali tidak enak didengar. Rasanya aku seperti sedang memaksa diriku memainkan alat musik yang tidak cocok. Dalam hati aku berkata, "Mengapa orang-orang bisa bilang main gitar itu menyenangkan? Bagiku ini membosankan dan menyakitkan." Bahkan sempat terpikir untuk berhenti saja.

Hari-hari pertama memang penuh perjuangan. Setiap kali mencoba menekan kunci dasar seperti C, G, atau Am, jari-jariku terasa sakit. Kulit ujung jari memerah, kadang sampai perih. Suara yang kuhasilkan pun lebih sering sumbang daripada indah. Aku merasa frustasi, apalagi saat melihat orang lain begitu mudah memainkan lagu-lagu sederhana dengan penuh percaya diri.

Namun, di balik rasa putus asa itu ada sedikit rasa penasaran yang terus mendorongku. Aku ingin tahu, bagaimana rasanya bisa bernyanyi dengan iringan gitar sendiri. Bagaimana rasanya ketika suara kita berpadu dengan petikan nada yang mengalun indah. 

Dari rasa penasaran itulah aku mulai memberi kesempatan pada diriku untuk tetap belajar, meski lambat dan sering gagal.

Sedikit demi sedikit, aku mulai menguasai perpindahan kunci. Jari-jariku yang awalnya kaku mulai terbiasa menekan senar. Meski masih sering salah, tapi aku bisa merasakan perkembangan. Dari yang tadinya hanya menghasilkan suara "berantakan", kini mulai terdengar alur nada yang bisa diikuti. Perasaan itu sungguh menyenangkan, seakan aku berhasil menaklukkan tantangan kecil.

Momen paling berkesan adalah ketika untuk pertama kalinya aku bisa mengiringi sebuah lagu lengkap, meski hanya lagu sederhana. Saat itu aku bernyanyi sambil memainkan kunci yang kuingat. Suara gitar dan suaraku berpadu, walau belum sempurna, tapi ada rasa berbeda yang muncul. 

Aku merasa lebih bebas, lebih hidup, dan lebih dekat dengan musik. Saat itulah aku sadar, inilah keindahan yang selama ini orang bicarakan.

Perjalanan belajar gitar mengajarkanku arti kesabaran. Aku belajar bahwa sesuatu yang sulit di awal bisa menjadi sangat nikmat ketika kita tekun menjalaninya. Rasa sakit di jari-jari yang dulu membuatku ingin menyerah, kini menjadi bukti perjuangan. Dari situlah aku belajar bahwa hasil manis tidak datang secara instan, melainkan melalui proses.

Sekarang, setiap kali aku bernyanyi sambil memainkan gitar, ada rasa syukur yang besar dalam hati. Aku merasa lebih percaya diri, lebih menikmati musik, bahkan lebih bisa mengekspresikan perasaan. Gitar bukan lagi sekadar alat musik, tapi sahabat yang menemani dalam berbagai suasana baik ketika sedih, senang, sendiri, maupun bersama orang lain.

Dari perjalanan ini aku menyadari satu hal penting: jangan pernah meremehkan sesuatu hanya karena terlihat sulit di awal. Kadang, justru di balik kesulitan itulah tersimpan kenikmatan yang luar biasa. 

Belajar gitar telah membuktikan hal itu dalam hidupku. Awalnya memang terasa kaku, membosankan, bahkan menyakitkan. Tapi akhirnya, saat bisa bernyanyi dengan iringan gitar, aku menemukan keindahan yang tak tergantikan.

Dan benar, ungkapan itu nyata: awal memang sulit, tapi akhirnya sungguh nikmat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun